Rabu 07 Oct 2015 10:21 WIB

Keluarga Pasrah Menunggu Identifikasi Jenazah Aviastar

Tim SAR TNI dan Basarnas mengevakuasi jenazah korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM di Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/10).   (Antara/Yusran Uccang)
Tim SAR TNI dan Basarnas mengevakuasi jenazah korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM di Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/10). (Antara/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pihak keluarga korban mengaku pasrah atas musibah kecelakaan pesawat Aviastar yang jatuh di pegunungan Pajaja, Dusun Gamaru, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulsel pada Jumat 2 Oktober 2015.

"Kami pasrah atas takdir ini, semua sudah ada ketentuannya. Kami terus mendoakan agar arwah almarhum diterima di sisinya, amin," kata Marlina, putri sulung korban Muhammad Nasir Lawa (56) di Makassar, Rabu (7/10).

Pihak keluarga mengatakan ikhlas dan memberikan semuanya kepada Allah SWT untuk diberikan jalan yang terang bagi almarhum. "Keluarga terus memanjatkan doa kepada beliau agar diberikan jalan tenang di sisi-Nya," katanya terlihat sedih dan sesekali menangis terisak.

Sementara Tumina istri korban mengatakan suaminya saat meninggalkan rumah di Kompleks Perhubungan PT Angkasa Pura I, Jalan Merpati, Blok H 6 nomor 22 Maros mengunakan dua cincin batu mulia.

"Bapak keluar saat itu mengunakan cincin Peros hijau dan Bacan, selama ini memang almarhum senang mengunakan cincin. Mungkin bisa segera dikenali. Kami sekeluarga pasrah dan ikhlas menerima musibah ini," ujarnya sambil menangis.

Diketahui Muhammad Nasir Lawa adalah Kepala Otoritas Bandara (Otban) Seko, Kabupaten Luwu Utara, dan masih menjabat pejabat di lingkup Dinas Perhubungan. Rencananya piihak keluarga korban akan mengelar tahlilan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement