REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah berkomitmen dalam mengembangkan ekonomi sebagai kekuatan pilar ketiga Muhammadiyah. Dimana selama ini Muhammadiyah hanya mampu mengembangkan dua pilar yakni pendidikan dan kesehatan sementara pilar ekonomi yang mampu mensejahterakan umat minim tersentuh.
Untuk mendorong kekuatan ekonomi Muhammadiyah, Ketua MEK PP Muhammadiyah periode 2015-2020, Muhammad Najih menegaskan, akan melakukan konsolidasi kepada seluruh potensi-potensi ekonomi warga Muhammadiyah untuk mengembangkan ekonomi. Mereka adalah para pengurus MEK Wilayah, daerah dan ranting serta para Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan para aktifivis Muhammadiyah.
“Untuk merealisasikan itu perlu kerja keras semua pengurus MEK dalam mengembangkannya,” tutur dia beberapa waktu lalu. Untuk mendukung pengembangan Muhammadiyah butuh kompetensi, apalagi selama ini kendala pengembangan ekonomi Muhammadiyah tiadanya kemampuan di masing-masing bidang.
Maka dari itu dibutuhkan kemampuan yang profesional dalam mengembangkan ekonomi di Muhammadiyah. Selain itu pula, kata Najih, yang menjadi kendala dalam pengembangan ekonomi Muhammadiyah adalah tiadanya blue print yang jelas kearah mana ekonomi Muhammadiyah mau dikembangkan baik hulu dan hilir. Untuk itu, MEK akan membuat sebuah blue print yang khusus dalam mengembangkan ekonomi Muhammadiyah.
Sebagai program pengembangan ekonomi Muhammadiyah jangka pendek, MEK akan membuat program yang bermanfaat kepada anggota dan persyarikatan. Misalnya membuat amal-amal usaha yang dulu belum bisa jalan bisa dijalankan dengan baik dan bagaimana pelaku-pelaku bisnis usaha Muhammadiyah bisa maju dan berkembang.
Jangka panjangnya, adalah bagaimana ekonomi Muhammadiyah tidak dipandang sebelah mata maka Muhammadiyah harus punya BUMN sendiri dan menjadi pemain ekonomi nasional yang diperhitungkan.
Sementara Ketua Dewan Pakar MEK, Soetrisno Bachir, mengatakan, untuk mendorong warga Muhammadiyah dalam mengembangkan ekonomi umat diperlukan perubahan paradigma. Untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan diperlukan otak kanan. Meski demikian, bagi warga Muhammadiyah sangat mudah untuk merubah paradigma tersebut karena para anggota Muhammadiyah adalah orang-orang terdidik.
Potensi ekonomi Muhammadiyah, kata dia, sangat besar sekali maka dari itu perlu penataan yang bagus dan profesional. Ditambah dengan jaringan para saudagar dan para wirausaha muda Muhammadiyah jika itu disinergikan akan menjadi sebuah kekuatan ekonomi.
“Maka dari itu ekonomi Muhammadiyah harus dibangkitkan untuk kesejahteraan umat Islam,” ucap dia.