REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PP Muhammadiyah mendukung penuh wacana DPRD DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta, dan Badan Narkotika Nasional yang akan membatasi tempat hiburan malam (THM) sebagai upaya menekan peredaran narkoba.
"Kalau dari pandangan agama tidak usah khawatir dengan rezeki, kalau Allah meridhoi, Allah akan bukakan banyak rezeki untuk Indonesia ini. Kalau Allah murka, maka Allah akan berikan banyak musibah," tutur Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas kepada Republika.co.id, Rabu (7/10).
Muhammadiyah, ujarnya, mendukung penuh jika pemerintah menutup total THM. Lantaran mudharat atau kerugiannya lebih banyak daripada manfaatnya.
Tempat-tempat tersebut biasa digunakan untuk mabuk-mabukan, zina, dan juga tempat yang strategis untuk peredaran narkoba. Sementara manfaatnya, menurut dia, hanya sebatas manfaat ekonomi yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan bisnis pertambangan atau perkebunan sawit.
“Sudah cukup banyak restoran, lounge, dan sebagainya yang bisa dijadikan tempat hiburan alternatif di Jakarta ini. Sehingga, jika THM ditutup juga tidak akan mengurangi fasilitas hiburan bagi masyarakat,” tegasnya.
Kemudian jika memang ingin mendongkrak investor dari segi tempat hiburan, dia menyebutkan banyak negara-negara teluk yang tidak memiliki tempat hiburan malam pun bisa kaya.
"Toh turis terhormat juga tidak ingin mabuk-mabukan di sini, mereka justru menginginkan suasana alamnya. Kalau ingin mabuk-mabukan di negaranya saja sudah bebas, ngapain disini," tegasnya.
Bahkan menurutnya Indonesia yang merdeka atas rahmat Allah itu sudah memiliki konstitusi yang jelas terkait permasalahan ini. Sekarang tinggal pemerintahnya saja memiliki kemauan atau tidak untuk menertibkan THM.