REPUBLIKA.CO.ID, MALADEWA -- Dua ajudan Presiden Maladewa, Abdulla Yameen ditangkap pada Selasa (6/10) karena diduga terkait dengan ledakan perahu presiden bulan lalu. Pihak berwenang mengatakan insiden tersebut termasuk percobaan pembunuhan.
Sebelumnya ledakan diduga karena kegagalan mekanis. Mohammad Shareef, seorang menteri di Kantor Presiden mengatakan penyelidikan telah menyingkirkan teori kegagalan mekanik.
"Kedua tersangka memiliki akses ke perahu dalam menjalankan tugas mereka," kata Shareef. Tapi ia tidak menyebutkan dugaan peran spesifik mereka dalam pengeboman.
Presiden lolos tanpa cedera dari ledakan. Saat itu ia baru kembali ke negara setelah kunjungan haji di Makkah. Istrinya menderita luka ringan. Namun, pengawal dan pembantu lainnya dirawat di rumah sakit.
Yameen yang berkuasa sejak 2013 telah menjadi pemimpin yang kontroversial karena memenjarakan pendahulunya Mohamed Nasheed karena perbedaan pendapat. Yameen juga sebelumnya pernah diancam oleh militan terkait Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).