REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Arthur Marshall Hoyle , seorang dosen senior bidang hukum di Universitas Canberra menyatakan dirinya tidak bersalah, setelah dituduh melakukan beberapa pelanggaran seksual terhadap mahasiswanya.
Hoyle dikenai 12 tuduhan melakukan tindakan tidak senonoh dan dua tuduhan melakukan hubungan seksual tanpa persetujuan.
Dalam sidang di Pengadilan Canberra, Rabu (7/10), Hoyle dibebaskan dengan jaminan.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan Universitas Canberra mengatakan lebih dari seorang mahasiswa melaporkan tindakan yang dilakukan Hoyle.
"Pertimbangan utama bagi universitas adalah keselamatan dan keamanan para mahasiswa, dan kami berusaha semaksimal mungkin memastikan kampus yang aman bagi seluruh mahasiswa dan staf. Kami memperlakukan semua aduan mengenai tindakan tidak senonoh dengan serius," kata pernyataan tersebut.
Universitas itu mengatakan tidak akan memberikan pernyataan lanjut mengenai kasus tersebut.
Hoyle diberhentikan sementara dari posisinya sebagai dosen Juli lalu, setelah universitas pertama kali melaporkan salah seorang stafnya sedang diselidiki oleh polisi.
Polisi mengatakan tindakan penganiayaan itu terjadi di Bruce awal tahun ini. Perintah pencarian yang dikeluarkan untuk penggeledahan Juli lalu dilakukan di universitas dimana polisi menyita sejumlah barang bukti.