Rabu 07 Oct 2015 16:01 WIB

Program Sejuta Rumah Rakyat Masih Terhambat, Ini Penyebabnya

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja pembangunan unit rumah di salah satu perumahan di Bekasi, Jawa Barat, Ahad (6/7).
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Pekerja pembangunan unit rumah di salah satu perumahan di Bekasi, Jawa Barat, Ahad (6/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan program pembangunan satu juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hingga saat ini masih menemui hambatan. Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai salah satu mitra utama pemerintah dalam pelaksanaan program ini menyebutkan ada dua hambatan utama yang kerap ditemui di lapangan.

Kedua hambatan utama tersebut, menurut Direktur Utama BTN Maryono adalah penyediaan lahan dan perizinan di daerah. Sampai September 2015, BTN telah berhasil membangun 372.393 unit rumah.

Ia memprediksi akan terbangun 441 ribu unit rumah hingga akhir 2015. Sedangkan kekurangan 50 ribu unit, ungkapnya, akan dilanjutkan pada tahun depan.

"Upaya yang kita lakukan, BTN memberi kemudahan, tidak hanya KPR, tapi juga jenis kredit penyediaan lahan dan untuk developer," katanya pada acara Focus Grup Discusaion (FGD) bertajuk "Antisipasi Dampak Pelemahan Ekonomi Nasional Terhadap Program Sejuta Rumah Rakyat" di Jakarta, Rabu (7/10).

Untuk memperlancar penyerapan, kata Maryono, BTN akan memberikan kemudahan untuk pekerja informal yang memiliki pendapatan tidak tetap.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement