Rabu 07 Oct 2015 16:22 WIB

Dampak Paket Kebijakan Belum Dirasakan Langsung Oleh Rakyat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menawarkan ayam kepada konsumen di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (20/7).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Pedagang menawarkan ayam kepada konsumen di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (20/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset Core Indonesia Muhammad Faisal mengatakan, paket kebijakan yang dibuat pemerintah masih bersifat jangka menengah dan dampaknya belum bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Untuk jangka pendek, semestinya pemerintah mengeluarkan paket kebijakan yang mendongkrak daya beli masyarakat.

"Dengan menurunnya harga minyak dunia sebetulnya bisa menjadi peluang bagi kita untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), dengan demikian masyarakat akan merasakan langsung dampaknya," ujar Faisal di Jakarta, Rabu (7/10).

Menurut Faisal, penurunan daya beli masyarakat sudah semakin memprihatinkan. Pada September 2015, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,05 persen dan hal ini merupakan anomali. Pasalnya, pada bulan tersebut ada Hari Raya Idul Adha yang biasanya mendongkrak daya beli. Dengan adanyaa deflasi tersebut, maka menunjukkan bahwa daya beli masyarakat berada di level paling rendah.

Selain itu, Faisal mengatakan, salah satu cara untuk menanggulangi deflasi yakni dengan menurunkan suku bunga. Apabila suku bunga diturunkan maka dampaknya akan sangat terasa bagi pelaku usaha maupun masyarakat.

"Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) juga perlu dilakukan agar ada perputaran uang di masyarakat," kata Faisal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement