REPUBLIKA.CO.ID, SABANG -- Pemerintah Sabang saat ini sedang mengenjot realisasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Jaboi, Sabang dengan kapasitas 80 MW. Bersama dengan swasta PT Sabang Geothermal Energy (SGE), direncanakan akan dilakukan pengeboran di empat titik pada awal Desember 2015.
"Kami belum memperoleh izin untuk hak tukar pakai lahan hutan dari Kementerian,” kata Nurdin perwakilan PT SGE di Sabang, Rabu (7/10).
Sementara itu, Walikota Sabang Zulkifli H Adam menyebutkan bahwa Pemerintah Sabang siap membantu pembebasan lahan termasuk untuk transmisi. "Kami yakin Gubernur Aceh mendukung penuh untuk berjalannya proyek geothermal Jaboi,” kata Zulkifli.
Pasca kedatangan Jokowi ke Sabang pada 15 Maret 2015, lanjut Zulkifli, Pemerintah Kota Sabang terus berbenah agar mampu medukung investasi yang berbondong-bodong ingin masuk ke pulau paling barat Indonesia ini.
Zulkifli juga menilai bahwa listrik menjadi penghalang utama untuk pengembangan industri maritim, termasuk sektor pariwisata, perikanan dan perkapalan. “Kami membutuhkan listrik yang dapat diandalkan dan tidak sedikit dalam waktu dekat ini,” tambah Zulkifli.
Di sisi lain menurut Direktur Pengembangan Bisnis Green Energy Geothermal (GEG) David Hunter, PLTP Sabang bisa dipacu dalam waktu cepat jika menggunakan teknologi pembangkit di kepala sumur pengeboran. GEG, katanya, dinilai memiliki teknologi Turn-Key Geothermal Well-Head Power-Plant yang sangat dengan potensi panas bumi di Sabang dan dapat dibangun dalam waktu hanya 12 bulan saja.
"Teknologi GEG lebih murah dan tidak harus mengganggu ekosistem kawasan hutan lindung Jaboi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengolala Kawasan Sabang (BPKS) Fauzi Husin menyatakan bahwa pengembangan kawasan Sabang sangat ditentukan oleh jalannya proyek PLTP. “Atas bantuan Presiden Jokowi, PLN memang sedang menambah pembangkit diesel yang bisa saling memback-up. Sehingga kebutuhan listrik di kawasan Free Trade Zone Sabang bisa terjamin,” kata Fauzi.
BPKS menginginkan agar GEG juga menjajaki pembangunan grid listrik dengan PLN untuk jaringan bawah laut dari pulau Sabang ke pulau Sumatra untuk mendukung pengembangan kawasan bebas pajak (duty free) ini.