REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Meningkatnya jumlah pengungsi Suriah di Yordana memaksa mereka kembali ke Suriah. Hampir empat ribu pengungsi di Yordania kembali ke Suriah pada Agustus ini.
Lembaga pengungsi PBB, UNHCR mengatakan, beberapa pengungsi mencoba kembali pulang untuk hidup, sementara yang lain berencana menjual aset sebagai modal untuk perjalanan ke Eropa.
Sebanyak 86 persen daari warga Suriah di Yordania hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka hidup dengan 3,20 dolar AS sehari.
"Mereka tidak mampu untuk menjaga atap di atas kepala mereka, menaruh makanan di meja dan mengirim anak-anak mereka ke sekolah," kata kantor Norwegian Refugee Council's (NRC) Yordania, Cate Osborn dilansir dari BBC, Rabu (7/10).
Sekitar 100 pengungsi kembali setiap hari pada September lalu dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Pada Agustus, sebanyak 120 orang pergi tiap harinya sementara 60 orang per hari pada Juli.
Peningkatan jumlah pengungsi Suriah yang meninggalkan Yordania bertepatan dengan pemotongan banuan. Bulan lalu, Program Pangan Dunia berhenti memberikan voucher makanan untuk 229 ribu pengungsi di Yordania karena kurangnya dana.
"Jika Anda tidak dapat memberikan perlindungan dan rasa harapan, maka pengungsi akan mengambil masalah ke tangan mereka sendiri,' ujar kepala UNHCR di Yordania, Andrew Harper.
Ada lebih dari empat juta pengungsi Suriah di Lebanon, Yordania, Turki, Irak, dan Mesir. Meskipun banding untuk lebih banyak dana, UNHCR mengaku hanya telah menerima sepertiga dari uang yang dibutuhkan.