REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meyakini jika kilang gas alam cair di Lapangan Abadi, Blok Masela di Laut Arafura, Maluku dibangun di darat (onshore), maka bisa menghidupkan konsep tol laut yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo. "Kami ingin dibangun 'onshore', tidak 'offshore' (terapung) seperti idenya Kementerian ESDM dan SKK Migas," katanya dalam jumpa pers seusai pertemuan dengan tokoh masyarakat Maluku di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu (7/10).
Menurut mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, dengan dibangun di darat, kilang gas alam cair itu bisa memberikan 'multiplier effect' bagi wilayah Maluku yang kini menduduki peringkat ketiga paling miskin di Indonesia. "Kita bisa bikin kota baru lebih hebat dari Balikpapan," katanya.
Selain itu, produk turunan gas alam cair yaitu pupuk dinilai bisa menghidupkan wilayah Indonesia Timur yang juga bisa mewujudkan cita-cita Presiden Jokowi akan konsep tol laut untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Konsep tol laut yang menghubungkan pelabuhan laut di Indonesia guna menciptakan kelancaran distribusi barang ke seantero Nusantara, menurut Rizal, akan terimplentasi dengan baik jika kegiatan ekonomi di semua pelosok berjalan baik. "Indonesia Timur akan hidup, sehingga cita-cita Pak Jokowi tentang poros maritim itu berjalan. Kalau sekarang kita kirim barang ke Papua-Maluku pulangnya kosong, tapi kalau (ada kilang 'onshore') dan ada kegiatan ekonomi, kita kirim barang ke Maluku pulangnya terisi," katanya.
Cadangan gas alam cair di Ladang Abadi di Blok Masela mencapai 10,73 trillion cubic feet (TCF). Pengelolaan Lapangan Abadi itu saat ini berada di bawah kendali Inpex Masela Ltd (65 persen) dan Shell Upstream Overseas.