Kamis 08 Oct 2015 12:39 WIB

Ketinggian Pesawat di Riau Diatur Hindari Asap

Kabut asap terus menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Senin (5/10).
Foto: Antara/FB Anggoro
Kabut asap terus menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Senin (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- PT Angkasa Pura II Cabang Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru mengatur ketinggian pesawat komersial saat melintasi wilayah udara Riau. Pengarutan dilakukan agar tidak melewati kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

"Kalau masalah jalur, masing-masing rute terbang sudah miliki jalur sendiri berdasarkan tinggi dari permukaan laut. Jadi pilot pesawat komersial harus mematuhi," kata Kepala Divisi Pelayanan dan Operasional Bandara SSK II, Hasturman Yunus, di Pekanbaru, Kamis (8/10).

Dia mencontohkan kabut asap pekat yang terjadi seperti sekarang ini berada diketinggian 5.700 kaki di atas permukaan laut, maka pesawat diarahkan melewati batas ketinggian tersebut. Seperti rute penerbangan domestik dari Cengkareng, Banten, menuju bandara tujuan seperti Bandara Internasional Kuala Namu Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara atau Bandara Internasional Minangkabau Padang, Povinsi Sumatera Barat.

"Karena wilayah udara di Riau terkena asap, sementara harus dilintasi pesawat menuju bandara Kuala Namu, maka ini jadi salah satu tugas pelayanan navigasi atau AirNav Indonesia. Jadi mereka yang atur rute Pekanbaru atau rute lain," kata dia.

AirNav Indonesia bertugas memandu pesawat mulai dari lepas landa. Lalu terbang suatu rute dan sampai mendarat pada bandara tujuan tidak luput dari panduan menara navigasi. Peraturan Pemerintah No.77/2012 maka berdiri Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau dikenal AirNav Indonesia demi terselengara pelayanan navigasi serta serta tidak memiliki orientasi mencari keuntungan.

"AirNav mengatur ketinggian suatu pesawat berapa ribu meter dan tidak bisa seenaknya pilot terbang. Kita tidak tahu bahwa ada pesawat negara lain di suatu jalur penerbangan yang sama. Jadi diatur dan aturannya ada," terang dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement