Kamis 08 Oct 2015 16:20 WIB

DPRD DKI Rancang Kunker ke Bali 12 Kali, Mau Ngapain?

Rep: C26/ Red: Indira Rezkisari
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi (tengah) bersama Wakil Ketua Muhammad Taufik (kiri), Triwisaksana (kanan) memimpin rapat paripurna di Jakarta, Kamis (26/2).
Foto: Antara/Vitalis Yogi Trisna
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi (tengah) bersama Wakil Ketua Muhammad Taufik (kiri), Triwisaksana (kanan) memimpin rapat paripurna di Jakarta, Kamis (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Jakarta merancang kegiatan perjalanan dinas ke Bali sebanyak 12 kali dalam setahun. Hal ini tertuang dalam Rancangan Kerja Anggaran (RKA) 2016.

Seperti disebutkan dalam RKA anggota dewan mengajukan anggaran kunjungan kerja (kunker) sebanyak 12 kali dibagi-bagi masing-masing badan. Mulai dari badan anggaran, musyawarah, hingga komisi.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempertanyakan rancangan tersebut. Maksud dan tujuan kunjungan hingga 12 kali dalam setahun.

"Saya baca berita, dia susun 12 kali ke Bali, mau ngapain coba? Saya juga nggak tahu. Iya nanti saya tanya sama mereka," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (8/10).

Walaupun begitu, ia menilai itu hak anggota legislatif menentukan tujuan kunker. Termasuk susunan anggarannya.

Jika dijabarkan, Badan Anggaran DPRD berkunjung sebanyak dua kali dengan anggaran sejumlah Rp 2,155 miliar. Badan Musyawarah dua sejumlah Rp 2,155 miliar. Badan Kehormatan juga dua kali dengan anggaran Rp 511 juta.

Sementara panitia khusus dan panitia lainnya juga dijadwalkan sebanyak  tiga kali ke Bali dengan total anggaran Rp2,379 milyar. Kunker Komisi DPRD DKI sebanyak 3 kali ke Bali sejumlah Rp 6,822 miliar.

Sekretaris Dewan, Muhammad Yuliadi menyebutkan rancangan masih bisa berubah. Bisa dikurangi tapi tak mungkin bertambah.

Sementara tujuan Bali dituju sebagai ancang-ancang untuk menganggarkan patokan harga tertinggi. Jadi masih ada kemungkinan anggaran akan berlebih.

"Usulan sebenarnya Bali karena patokan harga tertinggi untuk transportnya. Yang penting kita siapkan plafon anggaran tertinggi," kata Yuliadi.

Maksudnya, jelas dia, dengan menganggarkan yang lebih besar, sisa uangnya bisa dikembalikan lagi. Bukan justru kekurangan.

Namun ia memastikan kunjungan ke Bali memang berdasarkan kebutuhan. Sebab, ia mengaku akan ada tindaklanjut setelah dewan melakukan kunjungan ke sejumlah daerah tersebut.

"Pasti ada reasoning sebelum titik lokasi. Tujuan ke mana alasannya kemana. Setelah kunjungan hasilnya ditampung di gubernur," jelas dia.

Anggota DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman berkomentar dengan tujuan kunker tersebut. Menurutnya Bali dipilih karena banyak hal yang bisa dipelajari dari segi pemerintahan. Mulai dari administrasi pemerintahan, anggaran, serta inovasinya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement