REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Rusia menembakan misil angkatan lautnya dari kapal perang di Laut Kaspia ke target sejauh lebih dari 1.200 km. Rusia mengatakan mereka menargetkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan bahwa angkatan laut menghantam 11 target dalam serangan tersebut. Ini adalah pertama kalinya Rusia menggunakan misil dari kapal perang.
Menurut kantor berita RIA Novosti, ia telah memberitahu Presiden Rusia, Vladimir Putin semua target, yang meliputi area kekuasaan ISIS. Menurutnya, serangan mereka tidak makan korban warga sipil.
Rusia menggunakan empat kapal perang untuk menembakan 26 misil cruise. Misil tersebut terbang hingga 1.500 km melewati Iran dan Irak sebelum menghantam target di Raqqa dan Aleppo juga Idlib. Raqqa dan Aleppo adalah wilayah yang merupakan basis kuat ISIS dan Idlib dengan Al Nusra.
Sementara, negara barat, Arab dan Turki menyangkal laporan Rusia. Mereka mengatakan serangan misil Rusia lebih banyak menghantam basis kuat oposisi Presiden Suriah Bashar al Assad dan negara barat. Mereka menilai Rusia memanfaatkan nama ISIS untuk melawan musuh Assad.
"Strategi Rusia adalah kesalahan fundamental," kata Kepala Pentagon, Ashton Carter, dikutip Aljazirah. Menurutnya, pasukan koalisinya tidak akan bekerjasama dengan mereka.
Menurut Juru bicara pemerintah AS, John Kirby, sebagian besar serangan Rusia tidak menargetkan ISIS atau Alkaidah, melainkan menargetkan oposisi Suriah. "Mereka melawan oposisi yang tidak ingin melihat rezim Assad tetap berkuasa," kata Kirby.