Jumat 09 Oct 2015 03:33 WIB

Kebangkrutan Arab Saudi Dimulai Sejak Raja Salman Naik Tahta

Red: Nur Aini
Raja Salman
Foto: EPA/LINTAO ZHANG/POOL
Raja Salman

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Dokumen pemerintah yang bocor mengungkap Arab Saudi kini melakukan efisiensi anggaran akibat krisis keuangan. Defisit anggaran dinilai mulai terjadi sejak Raja Salman naik tahta.

"Defisit meningkat karena keputusan Salman yang memberikan penghargaan berupa gaji ekstra kepada semua pegawai negeri sipil setelah dia naik tahta," ujar pengamat Arab Saudi di lembaga studi Chatham House, David Butter seperti dikutip the Guardian, Kamis (8/10).  Selain itu, dia mengatakan perang Yaman juga menambah belanja pemerintah Saudi. Sebelumnya, Raja Salman memutuskan untuk terlibat dalam perang Yaman.

Dokumen lain yang bocor menyatakan menteri keuangan telah menuliskan surat instruksi untuk menutup anggaran dan mempersiapkan anggaran akhir untuk tahun anggaran 1436-37. Instruksi itu memerintahkan kementerian harus membuat pembayaran akhir sebelum 15 November. Tahun anggaran Saudi seharusnya berakhir pada 30 Desember 2015. Sehingga, hal itu mengindikasikan pegawai negeri sipil setempat bisa jadi tak dibayar untuk enam pekan terakhir tahun ini.

Tahun lalu, pemerintah Saudi melaporkan bahwa lebih dari 1,3 juta orang atau 12 persen dari total pekerja, bekerja di sektor publik, yang 38,7 persen diantaranya adalah wanita.

Dokumen yang bocor tersebut menyatakan Raja Salman memerintahkan pengetatan anggaran dan efisiensi dalam pemerintahan setelah defisit anggaran meningkat. Efisiensi itu termasuk larangan membeli mobil baru dan membatasi anggaran perjalanan bisnis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement