Jumat 09 Oct 2015 17:06 WIB

Kepuasan Publik Menurun, Seskab: Coba Surveinya Hari Ini, Pasti Beda

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Kabinet Kerja
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kabinet Kerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei publik yang dilakukan Indo Barometer baru-baru ini menunjukkan kepuasan publik pada pemerintahan Jokowi-JK menurun. Menanggapi hal itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menilai wajar jika kepuasan masyarakat menurun.

Penurunan tingkat kepuasaan itu, kata dia, terjadi karena survei dilakukan pada awal September yakni pada saat tekanan dolar AS pada rupiah sedang tinggi-tingginya, sampai menyebabkan kurs berada di level Rp 14.800. Sehingga, Pramono menilai wajar saja jika pada waktu itu publik merasa tak puas.

"Tapi kalau survei dilakukan pada hari ini, di mana kurs sudah kembali pada angka kurang lebih Rp 13.400-Rp 13.500, kemudian IHSG juga mengalami penaikan, ada stabilisasi persoalan ekonomi, walaupun tidak bisa ditutupi masih ada persoalan yang berkaitan dengan asap, pasti berbeda hasilnya," kata Pramono di kantornya, Jumat (9/10).

Dia yakin, perlahan-perlahan kepuasaan publik akan kembali meningkat. Sebab, kata Pramono, masyarakat dapat melihat sendiri bagaimana Presiden Jokowi dan para menterinya berusaha memacu pertumbuhan ekonomi lewat sejumlah paket kebijakan deregulasi.

Selain itu, Pramono juga memastikan bahwa pemerintah tak pernah berhenti berusaha menangani bencana asap. Bahkan, katanya, Presiden Jokowi selalu turun langsung meninjau lokasi kebakaran.

"Kami yakin persoalan kepuasan publik pada pemerintahan akan naik kembali. Masyarakat bisa melihat bagaimana Pak Jokowi mendedikasikan waktunya dari pagi sampai malam untuk memikirkan persoalan bangsa," ucap kader PDIP tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement