REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Al-Farghani juga dikenal sebagai ahli teknik sipil. Selama periode yang ia habiskan di Mesir, ia menciptakan Nilometer Kairo di al-Fustat (Kairo tua). Nilometer adalah alat untuk mengukur ketinggian air Sungai Nil.
Alat ini menjadi penemuan dengan nilai ilmiah yang masih bertahan sampai sekarang. Bangunan tersebut selesai dibuat pada 861 M, tahun yang sama di mana Khalifah al-Mutawakkil yang memerintahkan pembangunannya meninggal dunia.
Namun, teknik sipil bukanlah hasrat al-Farghani, seperti tertuang dalam kisah berikut. Khalifah al-Mutawakkil memercayakan pengawasan penggalian kanal al-Ja'fari pada dua anak Musa bin Shakir; Muhammad dan Ahmad. Mereka mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada al-Farghani.
Kanal tersebut dibangun agar melewati kota yang baru, al-Ja'fariyya. Kota tersebut dibangun al-Mutawakkil di dekat Samarra di Tigris. Namun, al-Farghani melakukan kesalahan besar. Ia membuat awal kanal lebih dalam daripada yang lain sehingga air tidak bisa mengalir di sepanjang kanal, kecuali saat Sungai Tigris sedang tinggi.
Kebijakan al-Farghani ini kemudian didengar oleh sang khalifah dan membuatnya marah. Namun, hitungan al-Farghani kemudian dibenarkan seorang pakar teknik lainnya yang berpengaruh, Sind Ibn Ali. Paling tidak ini membuat khalifah menerima kebijakan tersebut.
Pengaruh Sang Astronom
Fihrist yang ditulis Ibnu al-Nadim pada 987 M hanya mencakup dua karya al-Farghani. Pertama, Kitab Bab yang merupakan ringkasan dari Almagest (Kitab al-fusul, Ikhtiyar al-Majisti). Kedua, Buku tentang Pembangunan Jam Matahari (Kitab Amal al-Rukhamat).
Elemen Astronomi adalah karya al-Farghani yang paling terkenal dan paling berpengaruh. Abd al-Aziz al-Qabisi menulis komentar di dalamnya, yang diawetkan dalam manuskrip Istanbul. Dua terjemahan Latin muncul di abad ke-12.
Terjemahan dalam bahasa Ibrani ditulis Jacob Anatoli dipublikasikan pada 1590 M. Terjemahan ini berfungsi sebagai dasar pembuatan versi Latin yang ketiga. Sedangkan pada 1669 M, Jacob Golius menerbitkan naskah Latinnya bersama naskah aslinya dalam bahasa Arab.
Pengaruh Elemen Astronomi pada abad pertengahan di Eropa jelas dibuktikan dengan kehadiran naskah Latin yang tak terhitung banyaknya di perpustakaan Eropa. Referensi dari penulis abad pertengahan sangat banyak.
Karena karyanya, al-Farghani menjadi orang yang paling bertanggung jawab menyebarkan pengetahuan tentang astronomi Ptolemaic, setidaknya sampai peran ini diambil alih Sphere Sacrobosco karya Johannes de Sacrobosco, astronom Inggris abad ke-13.
Setelah Sphere Sacrobosco terbit, buku al-Farghani terus digunakan. Sacrobosco justru merujuk pada buku karya al-Farghani. Dua risalah tentang astrolabe (ditulis sekitar 857) oleh al-Farghani pun mampu bertahan. Astrolabe menjelaskan teori matematika dalam astronomi dan mengoreksi konstruksi geometrikal yang salah tentang titik pusat bumi.