REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Dua ledakan bom menargetkan aksi damai hari Sabtu (10/10) oleh aktivis sayap kiri dan Kurdi terjadi di ibukota Turki Ankara. Kementerian kesehatan insiden menewaskan 86 orang dan melukai 186.
Ledakan terjadi secara terpisah di luar stasiun kereta api utama Ankara saat ratusan orang berkumpul untuk menggelar aksi demo. Demo diselenggarakan oleh serikat pekerja sektor publik Turki 'dan kelompok-kelompok masyarakat sipil lainnya.
Unjuk rasa menyerukan peningkatan demokrasi dan mengakhiri kekerasan baru antara pemberontak Kurdi dan pasukan keamanan Turki.
Pihak berwenang sedang menyelidiki apakah kedua serangan yang berjarak sekitar 50 meter merupaka bom bunuh diri. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di Turki dalam beberapa tahun.
Menteri Kesehatan Mehmet Muezzinoglu mengatakan 62 korban ledakan bom di Ankara meninggal di tempat kejadian. Sementara 24 lainnya meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.
Seorang fotografer Associated Press melihat beberapa tubuh ditutupi dengan bendera dan spanduk. Polisi kemudian mengepung daerah tersebut.
Tayangan televisi dari kantor berita Turki Dogan menunjukkan demonstran di jalan dekat stasiun kereta api, nyanyian dan melakukan tarian tradisional, ketika sebuah ledakan besar pergi di belakang mereka. Video ini juga menunjukkan beberapa orang kemudian berbaring terluka di jalan-jalan atau dibawa ke ambulans.