REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kondisi perbatasan Gaza-Israel terus membara. Sebanyak 1.500 pasukan militer Israel disiagakan di sepanjang perbatasan Gaza-Israel.
''Prihatinnya, sampai detik ini tak ada satupun negara Arab, negara tetangga Palestina yang mengutuk kekejian yahudi, la hawla wala qwata illa billah,'' tulis relawan Daarul Quran, Abdillah Onim yang diterima Republika, Ahad (11/10).
Menurut Abdillah Oni, relawan yang berjuang mengelola rumah tahfidz milik Daarul Quran, pimpinan Ustaz Yusuf Mansur, para pejuang Palestina di Gaza siaga satu menjaga kemungkinan terburuk serangan mendadak dari militer Israel ke wilayah Gaza.
''Hingga pukul 20.00 waktu Gaza, Sabtu (10/10), ribuan rakyat Gaza membanjiri wilayah perbatasan Gaza dan Israel, bahkan ratusan pemuda Gaza berhasil melewati kawat pembatas Gaza dan Israel serta menghancurkan sekolah milik warga yahudi di Albureij Gaza Tengah,'' tulis Onim.
Menurut pria yang menikahi Muslimah Gaza ini, korban kian berjatuhan dan sejak pagi hingga malam ini sudah enam warga Gaza Syahid, satu diantaranya seorang bocah berusia 13 tahun berasal dati kota Albureij Gaza tengah.
''Para korban yang kebanyakan dari warga sipil Gaza tersebut, kemudian dievakuasi ke Rumah sakit Syifa, Rumah sakit Syuhada Deir Balah dan Rumah sakit di Khan Yunis,'' jelas Abdillah Onim.
Ia menyebutkan, TV Israel channel 10 menyiarkan, 80 persen warga yahudi Israel dalam kondisi trauma dan panik tingkat tinggi, warga yahudi Israel juga mengutuk atas kebijakan PM Israel menyamin Nyetanyaho untuk membunuh setiap warga Palestina baik, tanpa padang bulu.
Sedangkan kondisi di Tepi Barat pun kian bergejolak terjadi konflik besar dengan militer Yahudi israel, mayoritas dari pemuda Palestina di Tepi Barat mengantongi pisau untuk mencari mangsa yaitu militer Yahudi israel.
Diperkirakan, jika dalam kurun waktu 20 hari kondisi tidak terkendali, akan semakin meluas Intifadha ketiga di seluruh Tanah Palestina. ''Dan ini yang sangat dikhawatirkan Israel khususnya warga yahudi,'' ungkap Abdillah Onim.
Sampai tadi malam, sambung Onim, kondisi Gaza dan kondisi di Tepi Barat semakin membara. ''Semoga Doa kita semakin memperkuat dan memperkokoh perjuangan rakyat Palestina untuk mempertahankan Masjid Alaqsa almubarak,'' ujarnya penuh harap.