Ahad 11 Oct 2015 14:14 WIB

Proyek Jalan Tol Becakayu Macetkan Kalimalang

Rep: c 37/ Red: Indah Wulandari
Pekerja menyelesaikan pengerjaan pembangunan tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) di Jakarta, Rabu (29/7).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Pekerja menyelesaikan pengerjaan pembangunan tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) di Jakarta, Rabu (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Akibat proyek Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kampung Melayu (Becakayu), Jalan KH Noer Ali di sepanjang Kalimalang hingga perbatasan menuju Jakarta mengalami kemacetan yang parah hampir setiap harinya.

Pembangunan tiang-tiang flyover dan juga perbaikan jalan membuat jalan yang tadinya cukup untuk dua arah kini menjadi semakin sempit. Berbagai alat berat untuk pembangunan flyover seperti crane, truk, dan sebagainya memenuhi sisi jalan yang dekat dengan Kalimalang itu.

Jalan yang masih bisa digunakan oleh kendaraan umum dibatasi oleh pagar beton, bahkan ada juga pagar triplek yang menghalangi proyek dengan jalan, sehingga jalan semakin kecil.

Tidak heran jika kemacetan yang kerap kali terjadi setiap harinya sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat di sekitar sana ataupun pengendara yang melintasi jalan.

"Ya pasti macet, kan jalanan berubah semua," kata Naji (65 tahun) satpam di Indomaret Kalimalang pada Republika.co.id, Ahad (11/10).

Naji menuturkan, ia tidak ingat persisnya kapan proyek pembangunan jalan tol ini dimulai, tapi memang sejak dulu di jalan Kalimalang ini selalu terjadi kemacetan.

"Macetan semenjak ada perbaikan jalan, dulu sih nggak terlalu macet.  Jalannya aja berubah semua, jadi lebih sempit," kata Naji.

Akibat kemacetan yang sering terjadi hingga berjam-jam sejak setiap pagi dan juga sore hingga malam hari tersebut, kata Naji, banyak terjadi kecelakaan. Memang kecelakaan masih termasuk kecelakaan yang kecil, kebanyakan karena pengendara yang tidak sabaran dan menyalip kendaraan yang berada di depannya.

"Paling potong jalan nabrak, nyerempet. Ya kecelakaan yang begitu pas lagi macet. Kalau lagi macet banget bisa sampai jam 22.00, macetnya," imbuh Naji.

Yadi (40 tahun) yang sudah menjadi tukang ojek di tempat tersebut selama hampir 20 tahun menuturkan bahwa kemacetan sering kali terjadi pada saat jam kerja.

"Sekitar dari jam 07.00 sampai jam 09.00 atau jam 10.00. Kalau sore dari jam 16.00-17.00 sudah macet, sampai jam 19.00 macetnya padat merayap," tutur Yadi.

Kemacetan tersebut memang sudah sangatlah parah, sehingga jalan yang sedang dalam proses pembangunan di seberang Kalimalang menjadi jalan alternatif ke arah Jakarta. Jalan KH Noer Ali yang tadinya dua arah untuk jalur Bekasi ke Jakarta atau sebaliknya menjadi satu arah.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, tiang-tiang flyover di Jalan KH Noer Ali sejak di depan SPBU Shell Kalimalang hingga Transmart Carrefour. Sejak melewati Transmart dan memasuki arah Pondok Gede tidak terlihat lagi adanya pembangunan tiang-tiang flyover. Hanya terlihat flyover yang sudah setengah jadi di seberang Kalimalang.

Jalan tidak hanya macet karena penyempitan jalan, namun adanya proyek juga mengakibatkan jalan yang rusak sehingga aspalnya pun tidak rata dan menimbulkan gelombang.

Selain itu, proses penggalian di pinggir jalan Kalimalang, dan gunungan tanah merah juga menimbulkan debu tebal beterbangan yang harus diwaspadai.

Para pengendara sepeda motor pun diharapkan untuk tetap memakai masker dan memasang kaca helm agar debu tidak mengganggu pandangan saat mengemudi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement