REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Ahmad Fauzi menyadari buku ke-tiganya yang berjudul ‘Tragedi Incest Adam dan Hawa & Nabi Kriminal’ tersebut bakal menggemparkan dan menuai kontroversi.
Karena buku setebal 170 halaman --yang diterbitkan oleh Gubug Saloka dan resmi diluncurkan Ahad 4 April 2015-- ini memang cukup menantang, baik dari isi maupun judulnya.
Meski sempat muncul keraguan untuk menerbitkan buku ini, Fauzi mengaku semangatnya kembali terpantik setelah proses diskusi mengenai buku ini dilakukannya bersama sejumlah tokoh. Di antaranya tokoh NU Jawa Tengah, KH Abu Hafsin serta Dr HM Mukhsin Jamil dari UIN Walisongo Semarang.
“Mereka bisa menerima dengan argumen akademis yang saya sampaikan,” ungkapnya, Ahad (11/10).
Dalam pemikirannya, Fauzi menegaskan tidak ada niat untuk menghina akidah Islam kecuali untuk menguak apa saja yang selama ini belum pernah terungkap. Namun ini dilakukannya dengan berbagai pendekatan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, saat buku ini kemudian menuai gejolak dan dipersoalkan secara hukum, iapun siap mempertanggungjawabkannya. “Bagi saya itu sudah menjadi resiko, namun pemikiran tetap harus diperjuangkan,” tegasnya.