REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Dua prajurit Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force) tewas di sekitar wilayah Ibukota Afghanistan, Kabul, Ahad (10/11) waktu setempat.
Helikopter UK Puma Mk 2 ryang ditumpangi dua prajurit yang berasal dari Squadron 230 dan Squadron 33 itu jatuh di dekat markas latihan NATO di Kabul.
Ini merupakan kasus kematian pertama yang dialami prajurit Inggris di Afgahnistan sejak misi militer mereka berakhir di Helmand, akhir tahun lalu. Juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris menegaskan, saat ini pihaknya masih mencari penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris itu membantah, jika jatuhnya helikopter itu disebabkan oleh serangan kelompok Taliban. Pihak Kementerian Pertahanan Inggris telah memberikan kabar kepada keluarga korban dan rencananya nama prajurit yang tewas itu akan diumumkan kepada publik pada Senin (12/10) waktu setempat.
"Helikopter tersebut mengalami kecelakaan saat mendarat di markas NATO, yang mengatur dukungan, latihan, dan misi perbantuan di Afghanistan. Kecelakaan ini masih dalam penyelidikan kami. Tapi kami dapat memastikan, insiden ini adalah kecelakaan murni dan bukan karena aktivitas pemberontak," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris seperti dikutip The Telegraph, Ahad (11/10).
Hingga saat ini, sekitar 500 prajurit Inggris memang masih berada di Afgahnistan. Namun, bukan untuk menjalani misi militer. Para prajurit Inggris itu membantu melatih prajurit-prajurit muda Afghanistan, membantu menciptakan keamanan di Kabul, dan membantu operasi militer yang masih dilakukan Amerika Serikat.
Dengan tambahan dua prajurit yang tewas, setidaknya ada 456 prajurit Inggris yang tewas saat menjalankan tugas di Afghanistan sejak 2001 silam. Sebelumnya, sebuah helikopter militer Inggris, Lynx, juga sempat mengalami kecelakaan saat menjalani latihan di pangkalan udara di luar Kota Kandahar, akhir tahun lalu.