Senin 12 Oct 2015 09:16 WIB

Ekonomi Melemah, Permintaan KPR Tetap Tinggi

Rep: c26/ Red: Nidia Zuraya
Membeli rumah lewat KPR merupakan pilihan yang digemari banyak keluarga, terutama dari kelas menengah.
Foto: Republika/Prayogi
Membeli rumah lewat KPR merupakan pilihan yang digemari banyak keluarga, terutama dari kelas menengah.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Rumah menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Meski di tengah kondisi ekonomi yang lesu, kebutuhan rumah tetap meningkat. 

Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Raharjo Adisusanto dalam Media Gathering di Malang, Jawa Timur, akhir pekan kemarin. 

Raharjo mengungkapkan jumlah penduduk di Indonesia makin bertambah. Saat ini penduduk Indonesia mencapai 257 juta jiwa, dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Dengan proyeksi ini, kenaikan kebutuhan rumah mencapai 800 ribu unit per tahun.

"Oleh karena itu, kami berusaha memenuhi target dari pemerintah untuk membangun satu juta rumah," paparnya.

Program satu juta rumah yang dikerjakan SMF bersama Bank Tabungan Negara (BTN) disebut Raharjo berjalan dengan normal. Baru dimulai sejak 29 April 2015, realisasinya kini sudah mencapai 400 ribu unit rumah yang telah dibangun dengan subsidi pemerintah.

SMF, kata Raharjo, akan selalu fokus dalam membantu pendanaan KPR. Terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Ia mengungkapkan hanya 0,2 persen masyarakat Indonesia yang tergolong kaya. Jadi, butuh satu lembaga khusus yang membantu pendanaan jangka panjang untuk KPR.

"Harus ada bank perumahan yang jangka panjang. Dengan dana yang juga sumbernya jangka panjang. Perlu dana panjang untuk KPR," ujarnya.

Ia berharap SMF ke depannya tetap bisa menjadi BUMN yang terus menyalurkan dana kredit. Tahun depan, ia juga akan kembali mengajukan dana satu triliun rupiah dari pemerintah guna pembiayaan pengajuan kredit.

Hingga kini dilaporkan sudah 16 lembaga penyalur KPR yang sudah bekerja sama dengan SMF. Di antaranya delapan bank umum, enam bank syariah, serta empat lembaga multifinance.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement