REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arema Cronus harus mengakui keunggulan 2-1 Sriwijaya FC di Stadion Manahan, Solo Ahad (11/10). Dua gol Sriwijaya FC hanya mampu dibalas satu gol melalui gol spektakuler Lancine Kone.
Pelatih Arema Cronus, Joko Susilo mengaku 2-1 kekalahan yang diterima timnya, karena pemainnya tidak fokus. Selain itu anak asuhnya juga terlihat panik saat mereka kecolongan di pertengahan babak kedua. Padahal mereka mendapatkan dukungan langsung dari ribuan Aremania yang memadati stadion.
Arema Cronus sempat memiliki peluang untuk lolos ke final Piala Presiden, saat Lancine Kone menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Namun akibat para penggawa Singo Edan tidak fokus mereka harus kembali tertinggal usai Musafri menaklukkan Kurnia Meiga. Setelah gol Musafri para pemainnya menjadi panik dan gugup, karena mereka harus mencari dua gol tambahan untuk bisa lolos ke final.
"Selain kurang fokus, para pemain juga panik, ini yang membuat kami harus terhenti di babak semi final," keluh pria yang kerap disapa Gethuk itu, Senin (12/10).
Gethuk berharap kesalahan-kesalahan seperti ini tidak terulang lagi saat mereka berhadapan dengan Mitra Kukar, untuk merebutkan juara ketiga Piala Presiden. Untuk saat ini Gethuk akan merekondisi kebugaran para pemainnya, usai pertandingan berat melawan Sriwijaya FC. Gethuk juga meminta anak asuhnya dapat melupakan hasil buruk tersebut dan fokus untuk laga selanjutnya pada Ahad (18/10) mendatang.
Selain itu, Gethuk juga meminta maaf kepada pendukung Arema, yang tak bisa mengantarkan Singo Edan ke partai puncak melawan Persib Bandung. Namun dirinya sudah bekerja keras, bektu juga dengan skuat Arema. Untuk selanjutnya, Gethuk optimistis bisa mempersembahkan juara ketiga Piala Presiden dengan mengalahkan Mitra Kukar.