Senin 12 Oct 2015 19:50 WIB

Awal Mula Kisah Pilu Muslim Champa

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Muslim Champa
Foto: phnompenhpost.com
Muslim Champa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu malam pada 1977, Seng Kuoy tengah berkumpul bersama warga desa, termasuk 15 perempuan dan anak-anak Cham. Tak disangka-sangka, pasukan keamanan Khmer Merah datang menangkap orang-orang Cham.

Tangan mereka diikat ke belakang. Seorang kader Khmer Merah kemudian memerintahkan Kuoy membawa orang-orang Cham ke pagoda, yang menjadi basis pasukan rezim itu.

"Saya ada di sana. Saya menerima perintah untuk mendorong orang-orang itu dengan gerobak sapi. Saya tidak berani menolak--kalau menolak, saya pasti akan dibunuh bersama Cham. Mereka mengeluarkan perintah dan saya harus mengikuti untuk mengantar mereka ke pagoda. Sejak itu, saya belum pernah melihat orang-orang Cham itu lagi, tidak sekali pun." Demikian kesaksian itu dituturkan Kuoy di muka pengadilan kasus kekejaman rezim Khmer Merah, awal September lalu.

Hal serupa dituturkan Samrit Muy, yang melayani milisi Khmer pada saat insiden 1977. Setiap kali Khmer Merah ingin membunuh orang, mereka akan dibawa ke pagoda dan musik keras dimainkan. Kaum Cham, tua, muda, laki, perempuan, berbaris menuju pagoda. Setelah itu, Cham "menghilang." "Itu terjadi sampai tidak ada orang Cham tersisa di desa," kata Muy.