REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki sedikit lagi akan dapat mengidentifikasi dua pelaku bunuh diri yang menewaskan 97 orang di Ankara pada Sabtu (10/10 lalu. Hal itu disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, pada Senin (12/10).
"Kami sudah dekat dengan sebuah nama, yang mengarah pada sebuah organisasi," kata Davutoglu dalam sebuah wawancara, seperti dilansir Anadolu Agency.
Ledakan Sabtu lalu telah mengguncang Turki sebagai negara yang akan menghadapi pemilihan umum ulang tiga pekan mendatang, operasi militer di bagian tenggara, serta perang sipil yang sedang berlangsung di perbatasan selatan Suriah.
Serangan itu menargetkan kelompok sayap kiri dan demonstran pro Kurdi yang berkumpul untuk aksi damai. Meski penyelidikan masih berlangsung dan menolak untuk mengidentifikasi organisasi di balik ledakan itu, Davutoglu mengarahkan tuduhan kepada ISIS, yang juga mendalangi pengeboman Suruc dan menewaskan 33 aktivis pro Kurdi, Juli lalu.
Perdana Menteri menerangkan sejumlah besar bukti telah dikumpulkan selama 48 jam terakhir. Untuk mengatasi kekhawatiran tentang tingkat keamanan setelah kejadian hari Sabtu, ia mengatakan langkah yang diperlukan akan langsung diambil.
Namun, ia menyangkal dugaan ada lubang dalam sistem keamanan yang diterapkan pada aksi saat ledakan terjadi.