REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Entah bagian dari strategi kampanye atau bukan, milyuner yang beralih jadi politisi Donald Trump kembali bikin gara-gara dengan musisi ternama dunia. Baru-baru ini giliran pentolan band rock Aerosmith, Steven Tyler yang dibikin berang olehnya.
Vokalis gaek itu diberitakan tidak terima salah satu lagu hit Aerosmith, "Dream On", digunakan tanpa izin oleh Trump dalam sejumlah acara kampanyenya sebagai bakal calon presiden dari Partai Republik Amerika Serikat. Ia pun meminta secara resmi pihak Trump untuk setop memutar lagu mereka.
Melalui pengacara Dina LaPolt, Tyler melontarkan permintaan itu melalui surat kepada komite kampanye Trump, Sabtu (10/10) lalu. Ternyata, menurut The Hollywood Reporter, surat ini bukan yang pertama kali dari mantan juri American Idol itu. Trump pernah diminta hal sama setelah kampanye di Mobile, Alabama pada 21 Agustus lalu.
"(Tim kampanye) Trump for Presiden tidak memliki izin dari klien kami untuk menggunakan 'Dream On' atau lagu lain dari klien kami dalam hubungan dengan kampanye karena itu memberikan kesan palsu bahwa ia (Tyler) berpartisipasi atau mendukung pencalonan presiden Tuan Trump," isi surat terbaru itu seperti dikutip Aceshowbiz.
Pihak Tyler pun memberikan waktu 24 jam kepada Donald Trump untuk membalas surat itu. "Jika tim kampanye Trump tidak bisa memenuhi permintaan kami, klien kami terpaksa melakukan seluruh upaya hukum dimana klien kami bisa lakukan terhadap Anda," demikian ancaman kuasa hukum Tyler dalam surat tersebut. Dina LaPolt menegaskan bahwa surat mereka bukan dilandasi pandangan politik, lebih kepada izin penggunaan lagu semata.
Tyler bukan satu-satunya musisi yang lagunya dipakai "raja real estate" itu tanpa izin. Vokalis R.E.M. Michael Stipe bulan lalu juga pernah mengungkapkan kekesalanya pada Trump karena dalam kampanyanyenya memainkan lagu "It's the End of the World as We Know It (And I Feel Fine)".
Sebelumnya pada Juli 2015, penyanyi rock Neil Young juga mengumumkan kekesalan lagunya "Rockin' in The Free World" digunakan saat kampanye Trump.