Selasa 13 Oct 2015 07:08 WIB

Jadi Anggota Kehormatan APFI, Ini Harapan Dede Yusuf

 Presiden Direktur PT Mahaka Media Erick Thohir (kanan) dan sejumlah pelaku industri perfilman nasional saat peresmian Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) di Jakarta, Senin (12/10).   (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Presiden Direktur PT Mahaka Media Erick Thohir (kanan) dan sejumlah pelaku industri perfilman nasional saat peresmian Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) di Jakarta, Senin (12/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor yang kini lebih banyak terjun ke dunia politik, Dede Yusuf ditunjuk menjadi anggota kehormatan Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI). Menurut Dede, posisi tersebut merupakan satu amanah yang perlu dijaga.

"Tentunya saya bangga bisa diajak bergabung. Kebetulan saya sejak lahir ada di industri film dan sekarang diajak untuk ikut mengawasi dan memberi masukan perfilman nasional," ujar Dede Yusuf saat dalam Deklarasi APFI, Senin (12/10) kemarin, di Jakarta.

APFI merupakan asosiasi yang didirikan tujuh perusahaan film aktif, yakni Starvision, Maxima Pictures, Falcon Pictures, Mahaka Pictures, Soraya Intercine Film, Rapi Film dan Mizan Production.

Kehadiran APFI menurut Ketua Komisi IX DPR RI ini sangat penting. Tidak hanya dalam meningkatkan kualitas dan kreativitas perfilman nasional, namun juga menyiapkan industri ini menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan berlangsung 1 Januari 2016.

"Saya rasa perlu bagaimana mempersiapkan diri menghadapi MEA. Perlu dipikirkan bagaimana SDM kita mendapatkan sertifikasi internasional," ujar Dede.

Selanjutnya APFI dikatakanya dapat memberi masukan terhadap perbaikan regulasi perfilman yang saat ini masih dianggap tidak berpihak kepada perfilman nasional, khususnya industri.

"Tentunya perlu memberi masukan bagaimana regulasi di negara kita ini perlu adanya revisi. Karena yang harus memberi masukan adalah para stake holder perfiman," ujar Dede.

Tidak hanya itu, Dede juga berharap APFI dapat berhasil mewujudkan salah satu programnya, yakni memasarkan produk perfilman Indonesia ke luar negeri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement