Selasa 13 Oct 2015 15:23 WIB

Undang Kemajuan Bisnis Kayu, IKM Pertanyakan Wacana Penghapusan SVLK

Rep: Sonia Fitri/ Red: Winda Destiana Putri
Pekerja membongkar muatan kayu.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja membongkar muatan kayu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Implementasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) diakui sangat membantu pelaku industri mebel skala kecil dan menengah (IKM).

Hal tersebut berdasarkan kesaksian sejumlah pengusaha IKM dalam memperbaiki tata kelola usaha sekaligus menembus pasar ekspor.

Pengusaha tersebut yakni pemilik CV Subur Mulya Abdullah. Usahanya berlokasi di Kecamatan Juiring, Kabupaten Klaten.  Berkat memiliki SVLK, siklus ekspor menjadi lebih pendek. Ia pun dapat menjual kayu berlisensi dengan harga bersaing. Omzet tahunan usahanya pun melonjak dari 400 ribu per tahun dolar AS menjadi 1,1 juta pada 2014.

"Makanya kita heran kenapa SVLK ditunda lagi pelaksanaannya, bahkan katanya mau dihapuskan diganti Deklarasi Ekspor," kata dia pada Senin (12/10).

Dia menduga, rencana tersebut didalangi pedagang perantara yang selama menikmati rente terbesar perdagangan mebel. "Banyak eksportir non produsen yang selama ini menguasai perdagangan mebel, berkat SVLK teman-teman yang kecil sekarang bisa ekspor langsung," katanya.

Pengusaha IKM lainnya yakni pengelola CV Romanza Jati, IKM mebel di Kecamatan Kedung Ngalur, Kabupaten Ngawi Wibi Hanata Jatri, berpandangan serupa. Ia bercerita awal mula melakukan transaksi menggunakan dolar alias mengekspor kayu pada 2014. Perjalanan ekspor ke Belgia sangat mudah karena telah memiliki SVLK sejak 2013. Setelah itu, permintaan ekspor semakin bertambah dan pengembangan bisnis semakin luas.

CV Romanza Jati, lanjut dia, pada awalnya hanya membidik pasar lokal. Ia menghindari ekspor karena harga kayu dipatok sangat rendah. Harga makin rendah karena kayu belum berlisensi. Tapi setelah mengurus SVLK, ia mendapatkan banyak pendampingan dan bantuan pembiayaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Bantuan juga datang dari Multistakeholder Forestry Programme III.

Sebab dokumen dan perizinan yang lengkap, perusahaannya saat ini rutin mengekspor satu kontainer ukuran 40 feet ke Belgia setiap dua bulan sekali. "Satu buyer potensial asal Misisipi juga sedang negosiasi tahap akhir," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement