REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Setelah adanya ancaman terhadap Universitas New South Wales di Sydney, Universitas Tasmania di Hobart mengatakan mereka juga menerima ancaman.
Dalam keterangan tertulisnya, Rektor Universitas Tasmania Peter Rathjen mengatakan pihaknya bekerja sama dengan polisi dalam menangani ancaman tersebut.
"Ancaman ini bersifat umum, dan tidak ditujukan kepada kelompok tertentu. Seluruh kampus tetap buka, namun mahasiswa atau staf yang memilih untuk tidak ke kampus tidak akan dirugikan," katanya, Selasa (13/10).
Rathjen mengatakan keamanan sudah ditingkatkan dan polisi disiagakan di dan sekitar kampus.
Glenn Frame dari Kepolisian Tasmania mengatakan ancaman yang diterima secara khusus menyebut Universitas Tasmania.
"Ancaman memang bersifar umum, namun dengan jelas menyebut Universitas Tasmania. Kami akan meneliti lebih jauh sebelum menetapkan apakah peringatan itu akan terus dilanjutkan. Menurut kami, pada saat ini, ancaman itu bukan ancaman serius namun kami juga harus berhati-hati," katanya.
Komandan Frame mengatakan ancaman itu muncul di sosial media, hampir sama dengan ancaman yang ditujukan ke Universitas New South Wales pada Senin.
Tetapi polisi masih belum memastikan apakah ancaman itu berasal dari sumber yang sama.
"Bisa jadi namun bisa juga kemungkinan ada yang ikut-ikutan, jadi kami harus mengambil keputusan berdasarkan bukti dan informasi yang akurat," kata Frame.
"Kami juga berpikiran mungkin ada ancaman yang disebarkan di bagian lain dunia yang memiliki hubungan juga," tambahnya.