Selasa 13 Oct 2015 14:43 WIB
Tahun Baru Islam

'Umat Muslim Indonesia Harus Perkuat Imunisasi Akidah'

Rep: c25/ Red: Muhammad Subarkah
Tahun baru Islam
Foto: moroccomuslimnews
Tahun baru Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Muslim Indonesia dituntut mampu mempertahankan budaya ke-Islam-an yang selama ini sudah dimiliknya. Momentum perayaan 'Tahun Baru Islam' harus dianggap sebagai waktu yang tepat untuk meningkatkan tameng masuknya budaya perusak aqidah dan pemecah umat.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi, mengatakan umat Muslim Indonesia harus bisa mempertahankan budaya yang ada, yang memang bernuansa Islami.

Menurut dia, identitas ke-Islam-an yang dimiliki harus menjadi kebanggaan umat Muslim Indonesia, agar tidak terjebak dengan serbuan budaya luar yang bisa merusak akidah dan memecah umat.

Ia menerangkan dengan mempertahankan dan menciptakan kebanggaan akan identitas dan budaya Islam yang ada, umat Muslim Indonesia dituntut bisa memperkuat tameng diri dalam menanggapi derasnya budaya luar yang menghujani Indonesia.

Kiai Muhyiddin menekankan mendekati Tahun Baru Islam yang esok akan diarayakan, umat Muslim Indonesia harus bisa menjadikannya sebagai momentum tepat meningatkan akidah. "Perkuat imunisasi aqidah, jangan sampai identitas Muslim Indonesia tergerus budaya luar," tegas Kiai Muhyiddin kepada Republika.co.id, Selasa (13/10).

Terkait pergolakan umat Muslim global yang sedang terjadi, ia menganggap berbagai masalah yang menimpa negara-negara dan umat Muslim, akibat keegoisan diri atau kelompok untuk memaksakan kebenaran yang diyakini dan mudah menyalahkan pihak yang berlawanan. Menurut Kiai Muhyiddin, sikap dan pola pikir seperti itu yang harus dihilangkan, khususnya oleh masyarakat Indonesia.

Namun, Kiai Muhyiddin merasa masyarakat Indonesia sendiri selama ini sudah sangat baik menjaga kerukunan, khususnya antar umat beragama yang ada. Ia menegaskan anggapan pihak-pihak luar yang mengaku masih melihat Indonesia sebagai negara yang tidak toleran, sebagai cara untuk memecah belah persatuan bangsa Indonesia, yang dilakukan lewat aspek agama.

Kiai Muhyiddin mengakui tugas untuk menjaga kerukunan dan persatuan merupakan tugas yang tidak mudah. Namun tugas itu harus dilakukan untuk mempertahankan persatuan masyarakat dan umat Muslim, baik lokal maupun level global.

"Sambutlah tahun baru Islam dengan meningkatkan kewaspadaan. Ini dilakukan demi menghadapi pihak yang berniat memecah belah umat Muslim," katanya menegaskan. 

 
 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement