REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk menghentikan kebiasaan masyarakat yang masih menggunakan minyak goreng bekas industri dan hotel karena dampak karsinogenik yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) Sahat M. Sinaga setelah diterima Presiden Jokowi di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (13/10), mengatakan pihaknya telah menyampaikan fakta bahwa sampai saat ini masih banyak dilakukan praktik penggunaan kembali atau re-use minyak goreng bekas di kalangan masyarakat.
"Minyak goreng bekas dari hotel-hotel, restoran, dan industri itu pada kenyataannya dipakai dan 'dire-use 'untuk makanan," kata Sahat.
Padahal, kata dia, minyak goreng bekas sangat berbahaya bagi kesehatan karena bersifat karsinogenik atau memicu tumbuhnya sel kanker.
Oleh karena itu, pihaknya meminta Presiden untuk menghentikan dan menindaklanjuti hal itu salah satunya dengan melakukan penelitian.
"Menurut kami sebagai orang yang tahu dan akrab dengan minyak, itu sangat berbahaya," katanya.
Pihaknya juga berharap dikembangkannya industri kemasan di daerah-daerah sehingga tidak ada lagi minyak curah yang beredar di kalangan masyarakat.
"Dalam hal minyak goreng kemasan, karena di negara lain termasuk di Vietnam, dimana-mana sudah dikemas tidak lagi minyak goreng curah jadi kita sarankan di daerah aktif untuk membuat filling machine supaya distribusi dari pusat cukup menggunakan bak lalu dikemas di daerah," katanya.
Pengemasan di daerah kata dia juga membuka kesempatan kerja lebih luas termasuk juga memungkinkan masyarakat mendapatkan minyak goreng yang lebih sehat.