Selasa 13 Oct 2015 16:21 WIB

Kebakaran Hutan Konservasi Tahun Ini Lebih Parah

Rep: C12/ Red: Ilham
Suasana jalan raya dari Batam Centre ke Nongsa dengan kabut asap akibat kebakaran hutan yang pekat di Batam, Kepri, Selasa (6/10).  (Antara/Yuli Seperi)
Foto: Antara/Yuli Seperi
Suasana jalan raya dari Batam Centre ke Nongsa dengan kabut asap akibat kebakaran hutan yang pekat di Batam, Kepri, Selasa (6/10). (Antara/Yuli Seperi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekitar 1.400 hektare luas lahan hutan konservasi di wilayah Jawa Barat dan Banten terbakar selama tahun ini. Luas lahan hutan konservasi yang terbakar ini terhitung mulai Juni sampai September 2015.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) wilayah Jawa Barat-Banten, Sylvana Ratina menyatakan, kebakaran yang terjadi di tahun ini memang meningkat ketimbang tahun lalu. Pada 2014, total lahan hutan konservasi yang terbakar itu seluas 300 hektare. "Meningkat signifikan," kata dia, Selasa (13/10).

Sylvana menambahkan, dampak el nino pada tahun ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Meski demikian, menurut dia, polisi hutan (polhut) dinilai telah berupaya maksimal untuk melakukan pencegahan dan pemadaman.

Menurut dia, pemicu terjadinya kebakaran di wilayah hutan konservasi itu 99 persen karena ulah manusia. Kata dia, awal mula terjadinya kebakaran itu sebenarnya di luar wilayah hutan konservasi. Warga setempat sering kali membakar rumput liar yang tumbuh di sekitar pemukimannya.

Akibatnya, dalam kondisi kemarau ini, pembakaran tersebut malah merembet ke wilayah hutan konservasi. "Jadi awalnya ini di luar wilayah kita, terus merembet ke hutan konservasinya," ujar dia.

Sebab itulah, BBKSDA Jabar-Banten meminta kepada warga yang tinggal di sekitaran hutan konservasi, untuk tidak membakar apapun karena berpotensi merembet ke wilayah hutan. Apalagi, angin kencang saat ini terus terjadi.

Selain itu, segala hal yang berpotensi, misalnya membuang puntung rokok sembarangan, pun harus dihindari. Karena dengan begitu panasnya cuaca beberapa bulan belakangan, bukan tidak mungkin api yang kecil bisa menjadi besar. "Kita akan terus sosialiasikan ke warga-warga soal ini," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement