Selasa 13 Oct 2015 17:10 WIB

Ekspor Sepeda Motor Diprediksi Naik 1.000 Persen

Red: Nidia Zuraya
Sepeda motor di jalanan Jakarta.
Sepeda motor di jalanan Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor sepeda motor berkapasitas 100-200 cc diyakini dapat naik hingga 1.000 persen pada empat tahun ke depan dengan mempertimbangkan sejumlah faktor di antaranya tren penggunaan sepeda motor kecil di negara-negara maju.

Ketua Umum Federation of Asian Motorcycle Industries (FAMI) Gunadi Sindhuwinata mengatakan fakta itu menjadi kabar baik bagi industri sepeda motor di Indonesia sehingga perlu dukungan kebijakan yang memihak. FAMI mencatat ekspor pada 2014 mencapai 41.000-42.000 unit dan tahun ini diperkirakan naik 440 persen.

"Bahkan kami yakinkan Presiden sampai 2019 ekspor kita akan mendekati (kenaikan) 1.000 persen karena sebetulnya sepeda motor ini pasarnya pasar tradisional untuk negara-negara yang belum cukup maju," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (13/10).

Namun kini ada tren baru di negara-negara maju yang mulai meminati sepeda motor ber-cc kecil karena penggunaannya yang dinilai lebih rasional. "Di negara maju untuk mengeluarkan 1.000 dolar untuk membeli sepeda motor tidak ada artinya sehingga pasar Eropa dan negara maju terlihat cukup menggembirakan," katanya.

Pasar itulah yang akan digarap dengan optimal oleh para anggota FAMI selain juga menggarap pasar domestik khususnya di luar Pulau Jawa yang diperkirakan peningkatan pasarnya juga akan melonjak tajam. Pihaknya memprediksi pada lima hingga 10 tahun ke depan sepeda motor dengan kapasitas 100-200 cc akan tetap diminati dan diperlukan karena harganya yang relatif terjangkau dan efisien dalam menggerakkan ekonomi di level masyarakat kelas bawah.

Selain itu, FAMI meyakini pasar bagi industri sepeda motor di Indonesia tetap prospektif sejalan dengan rencana pemerintah untuk terus membangun dan mengembangkan transportasi massal. Ia mengatakan transportasi massal dan infrastruktur tetap dikembangkan, sejalan dengan itu pasar industri sepeda motor tetap prospektif. "Oleh karena itu kami harapkan terus ada kebijakan yang sebaiknya menunjang," katanya.

Pihaknya mencatat selama ini kontribusi industri roda dua terhadap pendapatan negara berupa pajak mencapai Rp 14 triliun dengan 6,3 juta unit kendaraan yang diproduksi dipasarkan di dalam negeri.

Saat ini Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri sepeda motor juga mencapai 85 persen dan sisanya termasuk baja, besi, plastik, dan bahan baku komponen lain masih harus diimpor karena belum tersedia di pasar dalam negeri. "Kami menilai bahan baku nonlokal yang 15 persen itu perlu dikembangkan agar bisa mencapai nilai TKDN yang semakin tinggi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement