REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tim gabungan terus mencari keberadaan helikopter EC 130 PK-BKA rute Samosir-Kualanamu yang hilang kontak pada Minggu (11/10) lalu. Kepala Kantor SAR Medan, Rohmali mengatakan, tim melakukan penyelaman ke dasar Danau Toba sejak tadi pagi.
Penyelaman diakukan dengan menggunakan koordinat yang didapat berdasarkan perhitungan dari lokasi ditemukannya bagian kursi helikopter tersebut. "Koordinat helikopter sudah didapat dari saat ditemukannya kursi helikopter. Kita perluas, dari penelusuran arahnya ke mana, arusnya kemana," kata Rohmali kepada Republika.co.id, Selasa (12/10).
Kursi helikopter tersebut ditemukan oleh warga setempat di perairan Danau Toba, tepatnya di desa Pangaloan, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Senin (12/10) petang. Selain menemukan bagian kursi, tim gabungan juga telah menemukan seorang penumpang dalam keadaan selamat, yakni Fransiskus Subihardayan (22 Tahun).
Fransiskus ditemukan hari ini sekitar pukul 13.00 WIB. "Fransiskus ditemukan dalam keadaan antara sadar dan tidak. Lagi berenang ke tepian," ujarnya.
Rohmali mengatakan, saat ini, Fransiskus sudah dibawa ke Rumah Sakit Hadrianus Sinaga Pangururan di Kabupaten Samosir untuk mendapat perawatan. Fransiskus pun, lanjutnya, sudah dalam keadaan sadar dan dapat dimintai keterangan.
"Udah bisa ditanya-tanya, Frans cerita bagaimana kejadiannya. Tapi saya tidak bisa memberitahu," ujarnya.
Dari informasi yang didapat Republika.co.id, berdasarkan keterangan Fransiskus, helikopter tersebut melakukan pendaratan darurat di Danau Toba. Kelima penumpang pun kemudian keluar dari helikopter dan sempat berpegangan sekitar lima menit sembari mencari tanaman eceng gondok untuk pegangan.
Kelima orang tersebut akhirnya terpisah menjadi dua kelompok. Frans disebut bersama dengan satu orang lainnya. Namun, warga Yogyakarta berusia 22 tahun itu mengaku tidak mengetahui kondisi penumpang lainnya sebelum akhirnya ditemukan selamat.
Lima penumpang di dalam helikopter itu, yakni Pilot Captain Teguh Mulyatno (warga Tangerang), Teknisi Hari Poerwantono, Nurharyanto (warga Yogyakarta), Sugianto (warga Deli Serdang) dan Fransiskus (warga Yogyakarta).