REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak seluruh warga Surabaya melawan segala upaya kecurangan selama pelaksanaan Pilkada Surabaya. Ia meminta para warga untuk aktif melapor apapun kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan.
"Para pemilik suara yang mencoblos, diminta untuk memfoto nomor yang dipilih. Selanjutnya, nanti bisa ditukar dengan uang. Itu bahaya sekali," kata Risma di Surabaya, Selasa (12/10).
Ajakan itu dia sampaikan, karena ada indikasi terjadinya upaya kecurangan untuk bisa memenangkan Pilkada Surabaya 2015. Risma mengatakan, ada informasi valid dari sebuah lembaga di Jakarta, menjelang coblosan pemilihan wali kota (pilwali) pada 9 Desember 2015 mendatang. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat yang menemukan praktik seperti itu, untuk melaporkan kepada penyelenggara pilkada. Termasuk ke tim internal pemenangan Risma-Whisnu.
Menurutnya, upaya-upaya seperti itu perlu dicegah. Pola kecurangan yang dilakukan terkesan sistematis dan masif. "Sudah ada rencana seperti itu. Kalau ada yang mengetahui segera laporkan," tegas mantan Wali Kota Surabaya ini.
Informasi lain yang dia dengar, kampung-kampung di beberapa wilayah telah diiming-imingi akan mendapat gelontoran uang dalam jumlah besar. Jika hal itu sampai diterima warga, cawali yang berpasangan dengan calon wakil wali kota Whisnu Sakti Buana itu sangat menyayangkan.
"Perbaikan Surabaya lima tahun ke depan hanya tergadaikan dalam sehari. Ruginya itu nanti, dan yang merasakan seluruh warga Surabaya," urai perempuan yang pernah meraih penghargaan wali kota terbaik ke-3 sedunia.