REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ratusan penumpang kereta api (KA) Limeks Sriwijaya I dan II dari Stasiun Tanjungkarang (Bandar Lampung) menuju Stasiun Kertapati (Palembang) dan sebaliknya, gagal berangkat, Selasa (13/10) malam. Pasalnya, KA Batubara rangkaian panjang (Babaranjang), anjlok dan gerbongnya keluar rel di Desa Pemanggilan, Hajimena, Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa pagi.
Para penumpang yang telah membeli tiket keberangkatan tiba di Stasiun Tanjungkarang, Selasa malam ini, terpaksa kembali pulang ke rumahnya. Petugas mengumumkan keberangkatan KA Limeks Sriwijaya kelas bisnis dan VIP batal berangkat, karena jalur rel masih terhalang gerbong KA Babaranjang yang anjlok.
"Karena masih dalam evakuasi gerbong KA Babaranjang, terpaksa KA penumpang Limeks tak bisa jalan," kata Manajer Komunikasi PT KAI Subdivre III Tanjungkarang, Muhaimin, saat dikonfirmasi Selasa (13/10) malam. Ia belum bisa memastikan kapan kereta tersebut bisa beroperasi kembali.
Muhaimin mengatakan proses pengangkatan gerbong KA Babaranjang yang anjlok pagi tadi, masih berlangsung malam ini. Jalur rel KA hanya satu sehingga banyak KA penumpang dan barang baik gerbong batubara dan semen Baturaja terhalang di jalur tersebut. Tidak ada korban jiwa dan luka dalam kejadian ini.
Menurut dia, KA Babaranjang yang anjlok dan gerbongnya keluar rel berangkat dari Tanjungenim, Sumatera Selatan. KA ini berangkai 60 gerbong. Gerbong tersebut berisi muatan batubara tujuan Pelabuhan Tarahan. Kereta batubara ini melintas di jalur rel setiap 45-60 menit sekali, baik dari Tanjungenim maupun dari Tarahan.
Penumpang KA yang berangkat Selasa malam terpaksa meninggalkan Stasiun Tanjungkarang karena gagal berangkat. Sebagian penumpang beralih ke mobil travel untuk menuju ke Palembang. Sedangkan penumpang yang menunda keberangkatannya, diupayakan berangkan malam berikutnya.