REPUBLIKA.CO.ID, DONBASS -- Ukraina membela keputusannya untuk tidak menutup wilayah udara di bagian timur negaranya di mana sebuah pesawat penumpang Malaysia ditembak jatuh. Ukraina tidak menyadari bahwa senjata anti pesawat digunakan di daerah itu dan pesawat bisa berada di bawah ancaman.
Penerbangan Malaysia Airlines atau yang sering disebut MH17 ditembak jatuh di atas Ukraina timur oleh rudal Buk buatan Rusia. Hal itu diungkapkan Dewan Keselamatan Belanda dalam kesmpulan laporan akhir tentang kecelakaan yang menewaskan 298 orang pada Juli 2014 tersebut.
Badan tersebut tidak menyalahkan bencana udara itu, namun Ukraina harus menutup wilayah udara di zona konflk. Sebanyak 61 maskapai yang melalui jalur tersebut juga harus mengetahui potensi bahaya.
"Tidak satupun saat ini, bahkan menyadari kehadiran kemampuan rudal anti udara yang sangat canggih," kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Pavlo Klimkin.
Ia menambahkan, tidak ada upaya untuk menghindari membawa para pelaku ke pengadilan. Sebeumnya pada Juli, Rusia memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan membentuk pengadilan internasional untuk mengadili mereka yang diduga menargetkan MH17.
Klimkin mengatakan, Ukraina, Australia, Belanda, Malaysia, Belgia yang memiliki warga negara di dalam pesawat tersebut sedang mempertimbankan pilihan lain untuk penuntutan. Negara-negara itu sedang melakukan penyelidikan kriminal terkait jatuhnya MH17.
Ia mengatakan, negara-negara itu bisa kembali ke Dewan Keamanan PBB lagi untuk mencari dukungan pengadilan internasional. "Membawa benda seperti itu sangat berbahaya, rudal anti udara yang sangat canggih ke Donbass adalah contoh tindakan yang bisa dan harus diperlakukan sebagai tindakan terorisme dan kejahatan perang," katanya.
Sebuah perang pahit sedang berkecamuk di Ukraina timur antara separatis yang didukung Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina ketika pesawat jatuh. Banyak ahli Barat dan pemerintah segera menyalahkan pemberontak.
Rusia sendiri telah menolak tuduhan bila pihaknya memasok pemberontak dengan Buk sistem rudal anti pesawat.