REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pembakaran dan perusakan dua buah gereja di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, pada Selasa (13/10) oleh kelompok Pemuda Peduli Islam (PPI) telah menambah daftar panjang tindakan intoleran sepanjang 2015.
"Perulangan seperti ini jelas sangat merusak fondasi ideal kebangsaan Indonesia," kata Ketua Umum Pemuda Nasional Indonesia (PNI), Irvan Basri, Selasa (13/10).
Karena itu, melalui siaran resminya, PNI mendesak Polri untuk bertindak tegas. Irvan berharap pihak kepolisian segera menangkap seluruh pelaku yang terlibat dalam aksi pembakaran dan perusakan rumah Ibadah di Aceh Singkil, termasuk semua aktor intelektual di belakang mereka yang ikut merencanakan dan mengkondisikan.
Yang kedua, ia melanjutkan yakni mendesak Menkopolhukam dan Mendagri untuk mengevaluasi secara komprehensif kepemimpinan Bupati Aceh Singkil, Safriadi. Irvan menganggap Safriadi gagal membuat terobosan politik untuk menangani polemik pendirian rumah ibadah di wilayahnya.
Ia berharap semua pihak terus memperhebat semangat persaudaraan dan persatuan nasional bangsa Indonesia. "Kita harus bersatu-padu menjaga kebhinekaan dan kedamaian berlangsung abadi di bumi Indonesia," tegasnya.