REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat kepolisian harus mengungkap motif dan otak di balik mobilisasi massa dalam peristiwa bentrok di Kabupaten Aceh Singkil, Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Fajar Riza Ul Haq, mengatakan, keadilan harus ditegakkan bagi semua pihak yang terlibat, tidak sebatas untuk satu kelompok.
"Motif dan siapa yang memobilisasi massa harus diungkap karena kan sebenarnya sudah ada kesepakatan Bupati Singkil bersama semua unsur bahwa pembongkaran gereja tidak berizin akan dieksekusi tanggal 19 Oktober sesuai rapat tanggal 12 Oktober," kata Fajar Riza Ul Haq, semalam.
Menurut dia, kelompok massa tersebut telah melanggar kesepakatan dan bertindak main hakim sendiri. Tuduhan bahwa warga gereja telah melanggar kesepakatan dalam hal pembangunan gereja di wilayah Aceh Singkil, harus diungkap alasannya. "Apakah ada kondisi yang memaksa mereka melakukan pelanggan, seperti dipersulit perijinannya atau didorong motivasi mereka sendiri," ujar Fajar.
Aksi sekelompok massa bersenjata yang berupaya membongkar paksa bahkan membakar gereja di Kabupaten Singkil, Aceh, dia mengatakan, harus secepatnya diusut dan ditindak tegas. Membiarkan penyelesaian kasus ini berlarut-larut hanya akan menyulut kesimpangsiuran informasi. Bahkan dikhawatirkan bisa menyuburkan berita keliru.
Dia mengatakan, pemerintah harus berlomba dengan waktu, jangan sampai publik dibiarkan mengkonsumsi mentah-mentah pesan berantai yang mengeksploitasi ketidakjelasan kasus di Aceh Singkil.