REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Jamaah Islam Alif Rebo Wage (Aboge) tidak mempunyai kegiatan khusus pada tanggal 1 Muharam yang dianggapnya tidak lebih dari sekadar penanda awal tahun.
"Secara fikih keibadahan, kayaknya enggak ada yang ditekankan cuma penandaan awal tahun saja," kata Sulam, sesepuh Islam Aboge saat ditemui di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (14/10).
Oleh karena itu, kata dia, penganut Islam Aboge sama sekali tidak menyiapkan kegiatan khusus yang ditujukan untuk menyambut Tahun Baru 1437 Hijriah.
Ia mengatakan bahwa tanggal 1 Muharam sebenarnya hampir sama dengan tanggal 1 Syawal. "Hanya saja, 1 Syawal ada kesakralan sebuah ibadah karena didahului dengan ibadah puasa selama satu bulan, yakni bulan Ramadhan. Kalau 1 Muharam hanya penandaan awal tahun," tegasnya.
Menurut dia, kegiatan paling menonjol yang dilakukan pengikut Islam Aboge di Desa Cikakak hanyalah Jarojab, yakni perbaikan jaro (atap) Masjid Saka Tunggal Baitussalam yang digelar setiap tanggal 27 Rajab.
Kendati demikian, dia mengakui kemungkinan adanya kelompok masyarakat Kejawen (penghayat kepecayaan) yang menggelar berbagai kegiatan untuk menyambut 1 Muharam atau 1 Suro (Jawa) dengan berpedoman pada hitungan atau kalender Aboge.
"Kalau kami sama sekali tidak ada kegiatan untuk menyambut Tahun Baru Hijriah atau 1 Muharam," katanya.
Lebih lanjut, Sulam mengatakan bahwa berdasarkan hitungan dalam kalender Aboge, tanggal 1 Muharam 1437 Hijriah bagi pengikut Islam Aboge jatuh pada hari Jumat, 16 Oktober 2015. Menurut dia, pengikut Islam Aboge meyakini jika tahun 1437 Hijriah merupakan tahun Jim Awal sehingga tanggal 1 Muharam jatuh pada hari Jumat Pon.
Dalam hitungan kalender Aboge, untuk tahun Jim Awal ada rumusan Jimatpon atau Walmahpon yang berarti Jim Awal Jumat Pon, yakni hari pertama pada tahun Jim Awal jatuh pada hari Jumat Pon.
Dengan demikian, 1 Muharam 1436 Hijriah bagi Islam Aboge jatuh pada tanggal 16 Oktober 2015. Pengikut Islam Aboge meyakini bahwa dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri atas tahun Alif, Ha, Jim Awal, Za, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim Akhir.
Selain itu, dalam satu tahun terdiri 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.