REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Jumlah kejadian kebakaran di wilayah Kabupaten Semarang tahun ini melonjak dibandingkan jumlah kejadian yang sama, tahun sebelumnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang mencatat, hingga Oktober tahun ini sudah ada 78 kasus kebakaran di berbagai wilayah di Kabupaten Semarang.
Sementara --sepanjang tahun 2014—di daerah ini tercatat hanya ada 58 kasus kejadian kebakaran. “Sampai Oktober ini ada kenaikan 20 kasus kejadian kebakaran,” kata Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Arief Budianto, Kamis (14/10).
Jumlah kasus kebakaran ini, jelasnya, juga merupakan kasus tertinggi yang pernah terjadi di Kabupaten Semarang. Pihaknya juga mencatat, dari jumlah ini paling tinggi terjadi pada bangunan rumah yang ditinggal penghuninya.
Menduduki kasus terbanyak lainnya gedung milik instansi pemerintahan, industri kecil, dan fasilitas kesehatan milik swasta serta lahan kosong. “Selain faktor kelalaian manusia, faktor cuaca juga sangat mempengaruhi,” tambahnya.
Kendati begitu, masih ungkap Arief, persoalan musibah kebakaran ini menjadi evaluasi bagi langkah- langkah untuk meminimalisir bencana serupa di masa mendatang.
Dalam hal ini upaya jangka pemerintah untuk membuat sistem manajemen pencegahan serta penanggulangan kebakaran (MPK) yang terintegrasi. Artinya butuh peran lintas instansi yang terkait.
Misalnya, bisa diawali dengan pelibatan tim terpadu yang mengakomodir keanggotaan dari sejumlah SKPD terkait dalam pelayanan perizinan bangunan.
Sebelum izin bangunan keluar perlu ada penelitian dari tim terpadu, yang tidak hanya melihat kelayakan bangunan dari sisi aturan bangunan maupun lingkungan. Namun juga dari sisi keselamatan penghuninya.
“Bagaimana keamanan instalasi listriknya, ketersediaan Apar, sumber air atau hidran, rute penyelamatan hingga akses keluar masuk bagi kendaraan (armada) pemadam kebakaran,” jelasnya.