REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak, Haider al-Abbadi mengatakan, negaranya akan menyambut serangan udara Rusia terhadap kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayahnya.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (14/10), meski perdana menteri Irak telah mempersilahkan Rusia melakukan serangan udara di Irak, Rusia belum sepakat untuk melakukannya. Selain telah beraliansi dengan Rusia, Irak telah bekerja sama dengan Iran dan Suriah untuk menggempur ISIS.
Iran yang hubungannya memanas dengan Amerika Serikat (AS) beberapa bulan terakhir bahkan memiliki pengaruh yang mendalam di Irak. Iran menjadi penasehat militer Irak dalam pertempuran melawan ISIS yang mengendalikan sebagian besar Irak Barat.
Pengaruh Iran dan Rusia di Irak membuat pejabat AS marah dan telah menuduh Rusia menargetkan kelompok oposisi Suriah dengan dalih pertempuran melawan ISIS. Padahal, sebuah koalisi pimpinan AS sebelumnya sudah menargetkan kelompok ISIS dengan serangan udara di Irak dan Suriah.