REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pada umumnya masyarakat masih banyak yang berpandangan negatif terhadap sosok mantan narapidana (napi) dan pengguna narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza). Oleh masyarakat, mereka dianggap pembuat kerusuhan yang meresahkan, sehingga masyarakat melakukan penolakan atau mewaspadainya.
Hal tersebut, kata pengurus Persatuan Warga Binaan Indonesia (PWBI) Bogor Bambang Yulistiyo Teddy, membuat mantan napi dan pengguna Napza mengalami kesulitan dalam melakukan sosialisasi di lingkungannya.
“Stereotip yang menempel pada mantan napi dan pengguna Napza sangatlah susah dihilangkan dari masyarakat,” tutur Teddy di sela acara Eks Napi dan Pengguna Napza Peduli Sampah Sempur di Lapangan Sempur, Bogor, Jawa Barat, Ahad (11/10).
Teddy menambahkan, menyikapi fenomena tersebut, beberapa mantan warga binaan dan pengguna Napza yang berdomisili di Bogor menginisiasi berdirinya Persaudaraan Warga Binaan Indonesia (PWBI) sebagai wadah untuk memperbaiki diri, berkarya dan berdaya secara sosial ekonomi.
Salah satu aktivitas PWBI Bogor adalah peduli sampah di Lapangan Sempur, Bogor, Ahad (11/10). “PWBI Bogor risau dengan menggunungnya sampah di Lapangan Sempur, yang merupakan area tempat masyarakat menghabiskan akhir pekan di Car Free Day,” kata Teddy.
Teddy menjelaskan, PWBI Bogor yang didukung Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) , Yayasan Serumpun Anak Negeri, Rumah Singgah PEKA dan Bapas Boogor, berinsiatif melakukan kegiatan bakti sosial dengan agenda membersihkan sampah di Lapangan Sempur.