Kamis 15 Oct 2015 14:59 WIB
Insiden Aceh Singkil

Kasus Tolikara dan Aceh Singkil, Sutiyoso Dinilai tak Siap

Kepala BIN Sutiyoso.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kepala BIN Sutiyoso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keributan yang melibatkan ratusan bahkan ribuan manusia dalam persoalan agama sebenarnya bisa terdeteksi. Setelah terjadi kasus pembakaran masjid di Tolikara dan gereja di Aceh Singkil, tentu sepatutnya Presiden Jokowi untuk menganalisis kinerja pimpinan Badan Intelijen Negara (BIN).

Ketua Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW) Junisab Akbar menilai, kerusuhan di Tolikara dan Aceh Singkil harus dijadikan evaluasi pencapaian Kepala BIN Sutiyoso dalam memasok data intelijen. Kinerja dari BIN dibawah kepemimpinan Sutiyoso dalam dua kasus,sudah tepat bisa dikategorikan gagal.

"Tidak perlu pula lebih jauh bagi Presiden Jokowi untuk memberi kesempatan lagi kepada Sutiyoso melakukan perubahan kinerja ke depan hari. Karena kegagalannya sudah terjadi terhadap hal yang sangat-sangat sensitif," katanya di Jakarta, Kamis (15/10).

Mantan anggota Komisi III DPR tersebut menyatakan, Sutiyoso tidak berhasil mengendusnya dengan baik potensi konflik. Dengan kewenangan dan kemampuan BIN, kata dia, idealnya Sutiyoso bisa menggerakkan instrumennya maupun koordinatif intelijen sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Sehingga, dalih bahwa kekurangan anggaran dan personel bukanlah alasan yang baik untuk menutup-nutupi kegagalannya mengendus apalagi mengantisipasi kasus tersebut. "Keterbatasan kemampuan kinerja yang seperti itu, menjadi resiko besar bagi Presiden Jokowi kalau sampai berani mempertahankan Sutiyoso."

Dia mengatakan, Sutiyoso terlihat tidak dalam kondisi siap untuk memaparkan dua kejadian itu dalam waktu yang cepat. Mantan panglima Kodam Jaya tersebut, kata dia, tidak cekatan dan dapat mengkhawatirkan kinerja pemerintahan.

"Kondisi seperti itu sangat merugikan Presiden, itu bisa berbahaya ke depan hari. Saran kami, ada baiknya Presiden Jokowi mengkaji ulang posisi Sutiyoso namun jangan sampai keliru menempatkan penggantinya," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement