Kamis 15 Oct 2015 16:18 WIB

Antisipasi Penerapan Basel, Bank Muamalat Bisa Lakukan Right Issue

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Winda Destiana Putri
Bank Muamalat
Foto: Republika/Wihdan
Bank Muamalat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mengantisipasi penerapan aturan Basel III bagi perbankan syariah nasional, Bank Muamalat Indonesia dinilai bisa lakukan right issue untuk antisipasi kenaikan syarat modal.

Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Dyah Puspita Rini mengatakan, sejauh ini rasio modal (CAR) Bank Muamalat terbatas di 13-14 persen dan harus ada penyangga lagi untuk mengantisipasi penerapan Basel III.

Dengan prospek negatif dan peringkat perusahaan turun dari idAA- ke idA+, opsi yang mungkin bagi Bank Muamalat untuk menambah modal adalah right issue. Saham baru yang diterbitkan pun kemungkinan besar akan diserap pemegang saham saat ini yakni Bank Pembangunan Islam (IDB), Boubyan Bank Kuwait, Atwill Holding Limited Saudi Arabia dan National Bank of Kuwait.

Dengan kondisi saat ini, Pefindo melihat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga akan meminta komitmen pemegang saham untuk mendukung Bank Muamalat karena peringkat juga dipengaruhi pemegang sahamnya.

''Kami lihat IDB akan menjaga porsi kepemilikannya di Bank Muamalat. Kalau tahun depan ada right issue, kemungkinan akan diserap IDB dan pemegang saham lain yang ada,'' ungkap Dyah, belum lama ini.

Untuk 2016, karena pangsa pasar perbankan syariah masih kecil dan dua pemain besarnya (Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat) terbebani NPF tinggi, pertumbuhan akan konservatif. Dua pemain utama itu akan lebih hati-hati menyalurkan pembiayaannya.

Pertumbuhan industri perbankan syariah akan ditopang bank-bank yang NPF-nya lebih kecil seperti BRISyariah dan BNI Syariah. Sebab jika pembiayaan perbankan syariah tidak tumbuh, NPF bisa lebih besar lagi.

''Di 2016 pertumbuhan masih akan ada, tapi konservatif sampai moderat,'' kata Dyah.

Dari sisi debitur, skala bank-bank syariah masih kecil sampai medium, sehingga kesempatan mendapat konsumen premium agak sulit. Itu sebabnya mereka lebih sulit bersaing dengan bank-bank konvensional. Walau begitu, dari sisi produk, produk perbankan syariah lebih fleksibel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement