Kamis 15 Oct 2015 15:47 WIB

PAN tak Leluasa Bantu Presiden Jika tak Masuk dalam Kabinet

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Bendera Partai Amanat Nasional
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Bendera Partai Amanat Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar akan kembali terjadinya reshuffle Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, kembali berhembus kencang. Partai Amanat Nasional (PAN) yang kini menjadi partai pendukung pemerintahan, sebut-sebut berpeluang mendapatkan jatah kursi jika reshuffle terjadi.

Menanggapi hal itu, politikus PAN Muslim Ayub menyatakan jika partainya siap memberikan kader terbaik jika memang Presiden Jokowi membutuhkan untuk membantu di pemerintahan.

Anggota komisi III DPR RI ini melanjutkan, banyak kader PAN yang memiliki kompetensi untuk masuk di kabinet. Di bidang perekonomian, imbuh dia, kader-kader PAN sudah terbukti mumpuni sejak reformasi 1998 di bidang ekonomi.

"Di sektor lain, misalnya untuk posisi Kejaksaan Agung, PAN memiliki kader yang saat ini menjadi wakil ketua komisi III DPR, Mulfachri Harahap yang pantas untuk menggantikan HM Prasetyo yang juga kader Nasdem," jelasnya.

Ayub mengatakan, sejak menyatakan bergabung dengan pemerintahan, PAN ingin berkontribusi secara maksimal untuk pemerintah Jokowi. Namun, dengan posisi saat ini yang tidak berada dalam kabinet, PAN tidak leluasa untuk ikut memberikan masukan terkait persoalan yang dialami pemerintah. Termasuk gonjang-ganjing masalah ekonomi yang masih terpuruk.

"Maunya PAN ikut bersama-sama rapat di kabinet, kita harus tampil dalam kabinet," ujarnya.

Soal berapa jumlah kader PAN yang akan ditarik masuk dan menggantikan siapa, hal itu diserahkan sepenuhnya pada Presiden Jokowi. Menurut dia, Jokowi lebih mengetahui kebutuhannya untuk menempatkan sosok-sosok yang akan membantunya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement