REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Jakarta Prabowo Soenirman menganggap hasil survei yang mengunggulkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak bisa dijadikan patokan. Mengingat persentase responden yang menjawab tidak tahu dibandingkan memilih dirinya.
Prabowo menilai dengan angka 63 persen menjawab tidak tahu, masih sangat mungkin Ahok kalah pada putaran pilgub mendatang. "Jumlah yang pilih nggak tahu saja 63 persen. Ini masih sangat besar loh. Artinya masih bisa kalah dong," kata politikus Partai Gerindra tersebut saat dihubungi Republika, Kamis (15/10).
Menurut dia, saat ini popularitas Ahok tinggi karena statusnya sebagai calon incumbent. Wajar jika masih banyak yang memilih karena hingga saat ini masih menjabat sebagai orang nomor satu di DKI.
Kondisi ini juga dinilai akibat belum adanya tokoh-tokoh yang secara pasti mendeklarasikan diri siap menjadi calon. Jadi, masyarakat masih simpang siur mengetahui siapa kandidatnya.
Angka 23,5 persen milik Ahok disebutnya masih belum aman untuk percaya diri. Karena dalam jangka waktu yang cukup lama kondisi bisa berubah. Terutama jika muncul calon-calon yang menjawab keinginan masyarakat untuk perubahan.
Dari hasil survei tersebut, Prabowo mengaku tetap yakin, pihaknya akan memenangkan Pilgub DKI. Tentunya bukan dengan mencalonkan Ahok. Menurutnya jarak antara Ahok dan Gerindra sudah sangat jauh.
"Gerindra tetap yakin dong. Baru 23,5 persen. Masih bisa dikalahkan. Apalagi Jakarta mesti 50 persen plus satu kalau mau menang. Masih jauh," ujarnya.