REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Prof Din Syamsuddin menilai adanya lafaz Allah yang tertulis di sandal buatan pabrik di Gresik, Jawa Timur ini hanyalah kecerobohan. Menurutnya, jika yang bersangkutan sudah meminta maaf, maka kita sebagai umat Islam wajib memaafkannya.
Namun, selanjutnya pemerintah atau pihak yang memberikan izin produk untuk lebih berhati-hati dalam memberikan izin produk.
"Pasti sebuah pabrik yang mendaftarkan produknya kan memberikan sampelnya, tentu pihak pemerintah yang memberikan izin kepada pabrik tersebut harus mencegahnya dari awal. Jadikanlah pelajaran. Tapi, umat Islam janganlah mudah marah dan protes," ungkapnya usai konferensi pers di kantor pusat MUI, Jakarta, Rabu (15/10).
Menurutnya saat ini banyak sekali upaya yang ingin memprovokasi umat Islam. Terlalu banyak masalah yang muncul di kalangan umat Islam ini, menurutnya, sehingga jangan sampai umat Islam mudah terprovokasi.
Untuk hal ini, dia meyakini, karena yang bersangkutan sudah meminta maaf, maka permasalahan sudah selesai. Namun, dia meminta agar yang bersangkutan segera menarik seluruh barang produksinya dari pasaran.
Tidak hanya itu, menurut dia, perlu juga untuk memberikan ganti rugi kepada konsumen yang sudah membeli produk sandal tersebut.
Langkah tersebut, dinilainya sebagai bentuk keseriusan dari yang bersangkutan dalam meminta maaf. Karena sudah terdapat ribuan produk yang beredar dan digunakan oleh para konsumen di Indonesia.