REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Lewat sebuah pesan terselubung yang merujuk pada negara-negara pendukung rezim Bassar Al Assad di Suriah, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memperingatkan tindakan negara-negara tersebut sama halnya dengan mendukung terorisme.
“Jika beberapa negara mendukung orang yang terlibat dalam terorisme (Bassar Al Assad), maka berarti negara-negara itu juga terlibat dalam terorisme. Sejarah tidak akan mengampuni negara-negara ini,” kata Erdogan dalam sebuah upacara di Cankiri, Turki, pada Rabu (14/10), kemarin.
Dilansir dari Anadolu Agency, Kamis (15/10), Erdogan mengatakan, banyak negara melakukan intervensi di Suriah tanpa menyadari bahwa fakta inilah yang akan semakin memperpanjang konflik di negara itu.
Terlepas dari soal terorisme, Erdogan juga menyinggung dampak konflik Suriah terhadap meningkatnya gelombang migrasi global. Total populasi pengungsi Suriah adalah yang terbesar di dunia. Jutaan pengungsi terpaksa melarikan diri sejak pecahnya perang lebih dari empat tahun lalu.
“Selama Suriah tidak menjadi ‘negara Suriah untuk rakyat Suriah’, tidak mungkin memecahkan persoalan pengungsi dan terorisme yang berada di negara itu,” tegas Erdogan.
Kini, Turki telah menampung hampir dua juta pengungsi Suriah. Juni lalu, PBB mengatakan, ledakan gelombang migran ini terbesar sejak Perang Dunia II. Konflik berlarut-larut telah memaksa rakyat Suriah meninggalkan tanah air mereka yang tidak layak ditinggali.