Jumat 16 Oct 2015 00:12 WIB

Jaipong Karawang Siap Menggoyang Korea

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ilham
Tari Jaipong
Tari Jaipong

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengirimkan lima duta Jaipongan ke Korea Selatan. Penari cantik tersebut, rencananya akan menghibur tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ada di Seoul, Korea Selatan. Tak hanya itu, keberangkatan para duta ini juga sekaligus untuk mengenalkan Tari Jaipong ke dunia internasional.

Ketua Pelaksana, Dedy S Gumelar mengatakan, program ini dinakaman Jaipong goes to Korea. Dari sekian banyak penari, akhirnya terseleksi lima duta penari Jaipong. Mereka akan bertolak ke Negeri Ginseng itu terhitung dari 16 hingga 20 Oktober.

"Kita ingin mengenalkan lagi kesenian tradisional ini ke dunia internasional," ujar Dedy yang juga maju sebagai Cabup Karawang pada Pilkada 9 Desember mendatang, Kamis (15/10).

Menurut Dedy, kepergian duta Jaipong ini tidak semudah membalikan telapak tangan. Selain berat di seleksi penilaian, ternyata ada beberapa penari yang tersandung masalah administrasi. Mereka tidak bisa membuat paspor disebabkan tidak memiliki akta kelahiran.

Rangkaian untuk membuat akta kelahiran di Karawang sangat rumit. Membuat KTP dan KK harus melalui proses panjang. Akibatnya, penari yang masih sekolah di SMA itu tak bisa membuat paspor sesuai jadwal.

"Tapi, bersyukur saat ini semua kelengkapan administrasi bisa dilalui. Sehingga besok anak-anak ini akan terbang membawa nama baik Karawang serta Indonesia," jelasnya.

Woo Yong Taek, Promotor Jaipong Goes To Korea mengatakan, duta kesenian ini akan menghibur 45 ribu TKI yang akan berkumpul di Seoul. Baru kali ini, kesenian Jaipongan pentas di Korea. Kalau kesenian tradisional asal Indonesia lainnya, sering dipertontonkan di negaranya tersebut. "Kalau membawa duta penari Jaipong, ini yang pertama," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement